“Aku Ibumu, bukan temanmu!, dan akan selamanya begitu!” Apa yang ada di dalam pikiran Ibu-ibu saat mendengar iklan seperti itu?

Seperti biasa, saya tidak bisa menangkap pesan iklan dengan cepat. Saya tidak pernah memperhatikan acara TV dengan serius, termasuk iklannya. Saya hanya mendengarkannya, tanpa memperhatikan gambarnya.

Biasanya saya minta anak saya untuk menjelaskan apa yang tidak saya pahami dari apa saja yang saya dengar di TV. Yang satu ini, dia tidak mau menjelaskannya. Rupanya dia pun kesal dengan iklan tersebut. Bagaimana bisa seorang ibu tidak mau menjadi teman anaknya.

Lalu saya mencoba memperhatikan iklan tersebut. Rupanya si ibu bermaksud selalu melindungi anaknya dari berbagai hal yang negatif, seperti yang dilakukan oleh obat nyamuk.

Apakah kita pernah bersikap seperti si ibu di dalam iklan tadi? Apakah kita selalu ingin mengatur anak kita dalam hal apa saja, seperti memilih baju, makanan, mainan, bahkan teman?

Sebagai seorang ibu dari anak perempuan, saya kadang bersikap berlebihan. Memiliki anak perempuan seperti menjaga gelas kristal, besar sekali resikonya. Untuk itu, tidak jarang saya berbeda pendapat dengan anak saya. Hal-hal kecil seperti memakai baju, memilih makanan, memilih teman, bahkan pola hidup selalu saya arahkan.

Jika anak dibiarkan menentukan sendiri hidupnya, dikhawatirkan mereka akan memilih jalan yang salah. Jika kita terlibat terlalu jauh, anak justeru menyembunyikan sesuatu dari kita.

Orang tua selalu merasa bahwa apapun yang mereka lakukan pasti benar, berdalih demi masa depan anak. Mereka tidak menyadari, bahwa anak memiliki kepribadian yang harus dikembangkan secara wajar dan alami.