Andai Mendapatkan Angka Kredit

"Bu, tolong kirim RPP lengkap kelas 7 K'13 ke e-mail saya. Tks." (Masih tersenyum)

"Bu, tolong kirim RPP lengkap kelas 7 K'13 semester depan ke e-mail saya. Tks." (Sudah mulai gemes, masih sedikit sabar)

"Bu, tolong RPP kelas 7, 8, dan 9 K'13 setahun lengkap ke e-mail saya.Tks." (Mulai meradang)

Andai menyusun RPP mendapatkan angka kredit, maka semua pertanyaan itu tidak akan sering saya terima. Sekali, saya turuti, karena pada prinsipnya saya suka berbagi. Tapi saya tidak memberikan semua. Permintaan kedua, tidak saya turuti, tapi masih bersabar dan diam, khawatir berkata kasar. Tapi pada permintaan ke-tiga, saya sampaikan, "Maaf, Pak. Saya hanya memberikan satu model RPP lengkap saja, tidak semua KD, apalagi semua kelas."

Bukan saya pelit (tapi saya pikir-pikir saya memang pelit), karena saya mempelajari KD dan berfikir selama sebulan sebelum menjadi sebuah RPP yang (menurut saya) baik dan lengkap. Saya melupakan rutinitas saya, membuat sarapan untuk anak-anak, apalagi sarapan sendiri. Sholat Tahajjud terlewatkan, sholat Subuh kadang kesiangan, kok Anda dengan enaknya hanya meminta kiriman.

Itu pikiran jahat saya.

Pikiran baik saya, "Bapak, kalau saya memberikan semua yang Bapak minta, kapan Bapak akan mencoba mendesain sendiri?

Teman ini tak jarang bertanya,"Bu, saya memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pohon keluarga persis seperti yang Ibu rencanakan. Anak-anak menikmatinya. Sekarang, bagaimanakah saya menindak lanjuti tugas siswa itu? Apakah saya simpan atau saya kembalikan ke siswa?" Saya,"Dipajang di kelas saja, Pak. Anak pasti bangga karena produknya dipajang dan dibaca banyak teman." Guru,"Tapi siswa memintanya untuk dipajang di kamarnya." Saya,"Ya sudah, ditawarkan saja kepada siswa, apakah mereka memilih memajang karyanya di kelas atau di kamarnya."

Itu adalah gambaran guru yang selalu mengandalkan perangkat pembelajaran guru lain. Jangankan merencanakan pembelajaran, mengambil sikap saja tidak berani, apalagi menyusun soal. Berkali-kali si Bapak ini selalu meminta hal-hal sepele yang semestinya beliau bisa membuatnya sendiri.

Andai membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mendapatkan angka kredit.

From Semarang with love.

Untuk bu Nining Suryaningsih. Dosakah saya? Pelitkah saya?