Donni Saputra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Memuai

Memuai

Memuai

Siang itu udara cukup panas. Andika meringis menahan panas. Tubuhnya yang kurus terus melangkah menyusuri jalan kerikil itu. Ia tidak rasakan haus yang mendera, perut yang berbunyi minta di isi. Seakan ia biarkan menyanyi sendu. Karena hal itu sudah biasa ia alami.

Sesaat kemudian Andika sudah sampai di rel kereta api. Rel itu selalu ia lalui ketika pergi dan pulang sekolah. Terlihat oleh Andika, beberapa orang bekerja dengan tekunnya. Sepertinya, mereka sedang mengganti rel kereta api yang lama yang sudah mulai lapuk dimakan usia. Andika berhenti sejenak. Ia cari tempat yang teduh. Andika ingin melihat proses pemasangan rel kereta api itu. Karena selama ini, ia belum pernah melihatnya.

Andika memperhatikan dengan seksama pemasangan rel kereta api itu. Ia melihat antara besi rel yang satu dengan sambungan yang lain tidak dirapatkan. Andika penasaran. Ia mencoba mendekati seorang pekerja. Sambil mengucapkan salam, Andika menjulurkan tangannya. Pekerja itupun menyambut uluran tangan Andika. Kemudian Andika bertanya mengenai cara pemasangan rel itu yang diberikan jarak. Pekerja itupun menjelaskan,”Rel itu sengaja dipasang merenggang, agar ketika memuai tidak terjadi pembengkokan.”. Andika tersenyum. ia ingat ketika belajar IPA sama pak Rambo. Pak Rambo pernah menjelaskan hal itu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post