Nasi Padang

Kang Slamet adalah seorang penyuka kuliner nusantara. Ada keninginan mencoba nasi Padang yang dijual di kotanya. Dengan lahapnya ia makan sampai kenyang. Ternyata memang enak, gumamnya keluar dari rumah makan itu dengan perut seperti orang hamil empat bulan. Hari-hari berikutnya, ia terbiasa makan nasi padang yang rada-rada pedas itu.

Pada suatu ketika, Kang Slamet dipercaya oleh perusahaannya untuk suatu keperluan ke Kota Padang. Ia dengan gembira menyambut tugas itu. Dalam pikirannya sudah terbayang indahnya alam ranah minang yang beribukota Padang. Dan yang tidak kala pentingnya adalah dia akan makan nasi padang original alias nasi Padang asli.

Sesampai di Padang, siang sudah datang menjelang. Perutnya yang lapar membuatnya ia mencari nasi Padang. Lama ia berjalan, tetapi ia tidak menemukan nasi Padang. Yang ada rumah makan ampera, rumah makan nasi kapau, rumah makan sederhana. Kang Slametpun kesal. Karena lapar yang tak tertahan lagi, dia masuk ke rumah makan ampera. Dan memesan satu piring. Tidak lama kemudian, nasi pesanannyapun datang. Kang Slametpun heran dan berkata kepada pelayan yang mengantar nasi itu, “ini nasi ampera atau nasi padang, uda?”. Si uda hanya tersenyum. kemudian mempersilakan kang Slamet makan. Kang Slametpun makan dengan lahabnya, sampai nambah tiga piring. Iapun berhenti ketika napasnya sudah sesak, karena kekenyangan.