Tiga bulan hubungan cinta kasih antara Reyhan dan Jihan berjalan dalam keresahan. Resah disebabkan tidak bisa bertemu. Hanya bantuan telpon, whatsaap, sesekali mereka vidio call sebagai pengobat rindu. Perjumpaan terakhir bagi mereka ketika menghadiri pernikahan Laila, sahabat dekatnya Jihan. Jihan sedikit kaget saat itu. Ketika pagar ayu pesta mengingatkannya untuk menggunakan hand sanitaizer. Demi kenyamanannya dengan Reyhan mereka mengikuti apa yang disarankan.

Dalam perjalanan pulang dari pesta mereka membaca bahwa daerah tempat tinggal mereka termasuk daerah zona merah. Mereka berdua saling pandang. "Zona merah apa sih Mas. Aku nggak mengerti," tanya Jihan kepada Reyhan. "Zona merah itu artinya daerah kita sudah ada yang terpapar virus Corona," Reyhan memberikan keterang dengan berbisik. "Haah, siapa yang terpapar mas, aku semakin nggak mengerti," tanya Jihan selanjutnya sambil mengerutkan keningnya. "Masyarakat", jawab Reyhan singkat. "Ya sudah kita tunggu saja informasi dari pemerintah", jawab Reyhan dan mengalihkan pembicaraannya ke hal yang lain.

Dua minggu kemudian ketidakmengertian Jihan dijawabnya sendiri. Tetangganya menjadi korban virus Corona, meninggal. Diberlakukannya lockdown. Dihentikan perkuliahan. Dilanjutkan dengan PSBB membuat Jihan semakin paham apa yang terjadi di daerahnya. Kerinduannya terhadap Reyhan membuat mobilephone-nya tidak lepas dari genggamannya. Seperti dia menggenggam erat cinta Reyhan kepadanya.