Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, suasana lebaran idul fitri akan seperti ini. Tanpa baju baru, tanpa sholat di mesjid atau di lapangan. Tanpa jabat tangan dan kunjungan. Kalau boleh jujur mengatakan, bahwa situasi ini sangat memprihatinkan. Tidak ada satupun diantara kita yang tidak punya sanak saudara. Semua punya. Tetapi tidak bisa saling kunjung. Hanya bisa bertemu dan say hello secara virtual. Hanya peran kamera yang sangat berarti. Kamera sebagai alat teknologi yang mampu memberilkan solusi. Itu bagi yang punya. Bagi yang tidak. Apa mau dikata. Simpan saja rasa di dada. Kerinduan yang menggebu-gebu untuk bertemu. Bertemu ayah, ibu, anak, cucu, mantu, sepupu, dan semua yang ada di hati. Silaturrahmi virtual. Silaturrahmi yang dipaksakan. Ada polesan di dalamnya. Tidak seindah berkunjung langsung. Berjabat tangan langsung. Tidak ada kepurak-purakan. Saling tersenyum. Saling mandang. Saling memberikan makna yang mendalam.