Rencana untuk merangkai kembali tulisan di awal tahun ini secara berkelanjutan gagal lagi. Selalu saja ada kendala untuk memulainya. Tanpa disengaja. Tiga hari yang lalu kegagalan disebabkan oleh karena melakukan perjalanan. Direncanakan sampai dirumah sekitar jam sepuluh malam. Ternyata jam dua belas kurang lima belas menit baru sampai dirumah. Mustahil kalau bisa lahir tulisan dalam kondisi tidak mood. Hari kedua, hujan yang begitu deras disertai angin kencang membuat listrik mati. Sudah tentu mustahil juga untuk bisa mengirim tulisan. Alhasil hati yang gelisah dibawa tidur saja karena lampu yang ditunggu tak kunjung menyala. Kemaren lebih sedih lagi. Tamu yang berkunjung untuk menginap 'menyita' waktuku. Obrolan panjang tentang curahan hatinya membuat diriku tak tega untuk mehentikan ceritanya. Aku betul-betul menjadi pendengar yang setia. Pada aku gagal fokus menyimak pembicaraannya. Aku lebih memperhatikan gerak jam dinding yang berada tepat di depanku. Dalam hati aku menghitung gerak jarum jam tersebut per lima menit. Teng, waktu menunjukan jam dua belas malam tepat. Innalilahi wainnailaihi rojuin. Berakhir sudah kesempatan menulisku malam ini. Namun alhamdulillah hari ini sebelum jarumnya kembali ke angka dua belas, aku paksa diri ini untuk merangkai kalimat demi kalimat. Aku tidak ingin terulang lagi untuk kesekian kali kesempatan menulisku berlalu begitu saja. Walau hanya tulisan sederhana tapi cukup berkesan. Hmmm.