Kekecewaan yang dirasakan oleh Aidil dituangkannya dalam diarynya. Aidil tidak mau menceritakannya kepada seseorang. Biarlah dia dan si diary yang tahu bagaimana Aulia telah membatalkan keinginannya untuk menikah dengan dirinya. Sakit hati yang muncul tidak hanya pada diri Aidil. Hampir semua keluarga besarnya tidak dapat menerima kejadian ini. Mereka tau persisi bagaimana di awal hubungan Aidil dan Aulia terjalin. Hingga kata perpisahan iru tidak dapat terelakan oleh Aidil.

"Diaryku. Walau aku sering menyampaikan curahan hatiku padamu, aku ingin kau selalu merahasiakan apa yang aku ceritakan padamu. Termasuk malam ini. Jujur Diary, berat hati ini untuk berpisah dengannya. Namun aku tak mau jadi lelaki cengeng. Aku harus lihat kan kepada nya bahwa d iuar sana masih banyak yang masih ingin denganku", aku beralusinasi menghibur diri. Putih hatiku akan kau lihat nanti. Pasti seputih gaunmu. Memang kita tidak berjodoh. Aku ikhlas menerima. Semoga Allah menyatukan kita. Insyaallah

Harapan Aidil tetap ada dalam dirinya. Semua orang yang ada disekitarnya akan tetap menyemangatinya. Tidak ada kekecewaan ini berlanjut sampai mati. Yang ada adalah bahagia di depan mata.