Dra. Lifya

Dra. Lifya lahir di Padang 4 April 1966 ibu dua orang anak ini awal belajar menulis di Website : lifyasofyan.blogspot.com. Bukunya banyak mengis...

Selengkapnya
Navigasi Web

15 MENIT MEMBACA BUKU SETIAP HARI BERSAMA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Siswa low vision menggunakan sisa penglihatan untuk Membaca buku cerita

Cerita ini bermula dari keinginanku untuk meluaskan dunia masa kecil siswa-siswaku yang istimewa. Menjadikan membaca sebagai pengalaman yang luar biasa walau mereka disebut sebagai anak luar biasa. Memang terkesan kurang inovatif tapi itulah caraku. Setiap pagi setiap hari sebelum masuk kepelajaran inti aku akan mendendangkan huruf a, b, c.d, e, f, g, tanpa merasa bosan, Pernah aku ditegur karena dianggap tidak segera melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Namun usahaku membiaskan sedikit cahaya mereka mulai mengenal huruf abjad walau itu baru hafal dimulut saja ia belum mengetahui mana yang huruf a mana yang huruf b begitu juga dengan huruf-huruf lainnya. Aku terus berupaya huruf demi huruf aku tuliskan di papan tulis lalu huruf itu kami baca besama. Lucu ya hanya huruf yang kami baca.

Berkat sebuah kerutinan empat orang siswaku sudah mulai bisa membaca huruf abjad. Maka nyanyianpun aku tukar bukan huruf abjad lagi yang dinyanyikan melainkan berupa suku kata. Kalau ba – ba = serentak mereka menjawab baba. Kalau bo- bo = bobo. Kalau bo-bi = bobi. Mereka akan berebutan suasana gembirapun akan tercipta . Suku kata yang terdiri dari dua huruf aku bolak balik membuat mereka tambah kaya dengan kata.

Membaca lima belas menit sebelum belajar tak terasa hampir berjalan setahun . Belum ada buku cerita yang terkembang dihadapan mereka untuk dibaca sepenuhnya. Belum ada suku kata yang keluar dari mulutnya berupa rangkaian kalimat yang indah tapi aku bahagia karena setiap pagi mereka sudah melakukan suatu proses agar dapat membaca dengan lantang. Memang membaca di sekolah luar biasa tidak seperti disekolah pada umumnya. Kadang membaca gambarpun sering dilakukan. Semua harus ku tempuh berkali-kali kadang aku akan mendongeng atau membacakan buku cerita dihadapan mereka. Mereka sangat suka dengan buku-buku yang bergambar .

Buku-buku yang sesuai dengan karakteristik mereka agak sulit aku temukan. Kalaupun ada tulisannya kecil-kecil atau terlalu banyak kalimatnya. Maka buku-buku sederhanapun aku buatkan. Mereka sangat senang karena dalam buku tersebut ada nama-nama mereka. Kadang buku cerita yang ada aku modifikasi ke dalam buku gambar besar ukuran 38 cm x 42 cm. Buku yang sudah jadi tidak hanya untuk dibaca tapi juga bisa diwarnai . Gambar yang ada pada halaman demi halaman aku nomori satu sampai lima setelah itu buku bisa diwarnai sesuai dengan nomor dan warna yang ditetapkan.

Huruf demi huruf yang keluar dari mulut kecil mereka kadang terbalik, kadang tertukar, kadang ada yang dihilangkan. Huruf b sering tertukar dengan huruf d. huruf p sering dibaca terbalik menjadi huruf b. Untuk konsonan ng sering dihilangkan begitu saja . Bagi mereka dapat mengeja huruf demi huruf di depan teman yang lainnya membuatnya merasa percaya diri. Sengaja dikeras-keraskan suaranya agar teman-temannya tahu bahwa ia sudah bisa membaca. Saya rasa mereka hanya sekedar mengeja belum lagi memahami apa yang dibacanya tapi itu merupakan suatu batu loncatan dari pelajaran bahasa yang mencakup empat aspek dalam keterampilan berbahasa.

Ku akui membaca bagi anak berkebutuhan khusus merupakan suatu proses yang rumit mulai dari kata yang ada dihadapannya sampai meninggalkan suara di bibir. Membaca mengkombinaskan simbol yang dikenal dan pola, Menghubungkannya dengan suara mengumpulkannya menjadi suku kata sampai akhirnya mampu menginterprestasikan arti sebuah kata.

Bermacam buku sederhana yang aku sajikan kepada mereka sesuai dengan kebutuhannya. Ada yang berbentuk kartu, ada yang berbentuk buku dongeng atau buku modifikasi dalam ukuran yang besar. Hal itu juga diketahui oleh Aan siswaku yang low vision aku bukan guru kelasnya tapi apabila jam istirahat ia akan datang untuk meminjam buku besar ciptaanku. Buku akan dibentang diatas meja dan iapun mengambil posisi seperti tengkurap di atasnya untuk membaca. Ia akan membaca buku itu dengan mengeraskan suaranya tak sedikit temannya yang ikut mendengarkan bacaan Aan. Mereka akan mengintip gambar-gambar yang tertera dari balik badan Aan.

Kadang Aan berseloroh “ibu kenapa ibu tidak menjadi penulis buku cerita saja?”.

Akupun balik bertanya “Memangnya kenapa Aan?”

“Supaya banyak buku besar yang bisa saya baca bu” jelasnya.

Akupun menimpali “Aan kalau ibu jadi penulis apakah kamu mau jadi pak gurunya?”

“ Ibu tetap saja jadi guru tapi sering-sering buat buku besar ya” Aan siswaku ada-ada saja celetukannya.

Aku tersenyum sambil melangkah ke mejaku dalam hati sebaris doa kuucapkan yaa Allah berilah hamba-Mu ini kekuatan dan ide-ide baru agar bisa terus melukis wajah sianak sorga ini dengan senyuman, Amin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa sudah bersama anak-anak ABK. Butuh kesabaran dan komitmen besar. Salut bu.

29 Jun
Balas

Subhanallah...bersama mereka, pastinya diperlukan kesabaran yang luar biasa...salut Mba'

29 Jun
Balas

Super sekali usahanya bu. InsyaAllah surga menanti Ibu. Aamiiin.

29 Jun
Balas

Alhamdulillah bersama anak istimewa banyak nikmat yang ibu rasa banyak ide yang tercurah darinya.

30 Jun
Balas



search

New Post