Dra. Mindri Setianingsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengajar matematika dengan Lagu

Beberapa bulan setelah saya diwisuda, saya langsung mendapat tawaran mengajar di SMP swasta di daerah Depok. Ini sebuah tantangan karena saya diminta mengajar kelas tiga SMP pada pelajaran matematika. Tujuh tahun saya menikmati mengajar di SMP sehingga ilmu yang saya dapatkan saat kuliah dapat diaplikasikan. Ketika saya melahirkan putra ke dua yang bernama Farhan, saya lebih memilih mengajar sempoa karena waktu mengajar bisa diatur dan tidak full time. Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan dari mengajar sempoa.

Saat Farhan berusia dua tahun, saya mengajar di SD Islam Al Ikhlas. Saya terkejut melihat kurikulum matematika di SD, apalagi saya mengajar di kelas tiga. Saya selalu mencoba mengajar dengan berbagai metode. Matematika di SD merupakan dasar berhitung dan konsep yang akan dilanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya.

Agar mereka tidak takut dengan matematika dan mereka bisa menghafal angka-angka, saya mengajar dengan menggunakan lagu. Saat saya mengajar bilangan prima maka saya mengajarkan mereka menghafalkan sepuluh bilangan prima yang pertama. Begitupun saat mengajar bilangan kuadrat dan bilangan kubik, saya mengajarkan mereka dengan lagu.

Akhirnya mereka suka dan hafal sepuluh bilangan prima yang pertama , manfaat adalah ketika mereka menentukan KPK dan FPB. Begitu juga dengan bilangan kuadrat, akhirnya mereka dengan mudah dapat menentukan akar kuadrat dengan mudah. Menghafal sepuluh bilangan kubik yang pertama memudahkan mereka menentukan akar bilangan kubik.

Ternyata metode pembelajaran dengan lagu pernah dilakukan oleh Khalifah Sayyidina ‘Umar ibn Al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu. Kisah tersebut diabadikan pada kitab Al-Muntaqa’min Akhbaril Ashmu’I, karya Dhiya’ Al-Maqdisi, bahwa terdapat seorang Arab Badui masuk Islam pada masa Sayyidina ‘Umar ibn Al-Khathtab Radhiallahu ‘Anhu. Sang Khalifah lalu mengajarinya shalat. Beliau mengajarkan jumlah rakaat pada setiap waktu shalat.

Akan tetapi, saking tidak akrabnya dengan angka-angka, Si ‘Arabi ini kesulitan untuk menghafal jumlah-jumlah tersebut. Sayyidina ‘Umar mengulanginya lagi, dan tetap saja tidak hafal-hafal bahkan terbalik-balik. Yang empat dibilang tiga dan yang tiga dikira empat. Akhirnya Sang Amirul Mukminin mengajarkan dengan syair. Hanya sekali simak, lelaki Badui itu langsung bisa mengulang lantunan syairnya.

https://www.instagram.com/p/BbTppSPAvpa/?utm_source=ig_web_copy_link

https://www.instagram.com/p/BbTq-I-g34q/?utm_source=ig_web_copy_link

https://www.instagram.com/p/BbTpdC5gFfu/?utm_source=ig_web_copy_link

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post