Dra. Muliati

Menulis itu jiwa dan nyawa. Jika masih bisa menulis berarti jiwa dan nyawa masih sehat. Pupuklah itu selagi ada kesempatan. Menulislah kap...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kelopak Tak Bernyawa

KELOPAK TAK BERNYAWA

Kelopak itu mulai patah

Gugur berdarah dimakan masa

Tubuh luluh dimakan tanah

Ulat-ulat mulai merayap

Kelopak tetap berguna

Tumbuh subur demi cinta

Kini cinta sudah berpindah

Akankah ia biarkan

Atau akan tertatih melawan angkara murka

Suluh asa penjaga cinta

Terbakar mabuk asmara

Tak pernah jera

Sampai lupa usia

Badan sudah bau tanah

Senja hampir sampai batas

Masih terlena

Tak jera dengan tanda

Ia petualang cinta

Tak kenal lelah.

Harau, 26 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap puisinya, sukses selalu bu Muliati

26 Feb
Balas

Teruma kasih Bu Zuyyinah

27 Feb

Mantap bu

28 Feb
Balas

Wow.. Pejuang cinta

27 Feb
Balas

Haha yes

27 Feb

Puisi yang mempunyai makna dalam banget, semoga selalu sehat dan sukses

26 Feb
Balas

Amin. Terima kasih bu Anita

27 Feb



search

New Post