Kelopak Tak Bernyawa
KELOPAK TAK BERNYAWA
Kelopak itu mulai patah
Gugur berdarah dimakan masa
Tubuh luluh dimakan tanah
Ulat-ulat mulai merayap
Kelopak tetap berguna
Tumbuh subur demi cinta
Kini cinta sudah berpindah
Akankah ia biarkan
Atau akan tertatih melawan angkara murka
Suluh asa penjaga cinta
Terbakar mabuk asmara
Tak pernah jera
Sampai lupa usia
Badan sudah bau tanah
Senja hampir sampai batas
Masih terlena
Tak jera dengan tanda
Ia petualang cinta
Tak kenal lelah.
Harau, 26 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap puisinya, sukses selalu bu Muliati
Teruma kasih Bu Zuyyinah
Mantap bu
Wow.. Pejuang cinta
Haha yes
Puisi yang mempunyai makna dalam banget, semoga selalu sehat dan sukses
Amin. Terima kasih bu Anita