Dra. Muliati

Menulis itu jiwa dan nyawa. Jika masih bisa menulis berarti jiwa dan nyawa masih sehat. Pupuklah itu selagi ada kesempatan. Menulislah kap...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU MELUAP TAK PERNAH LESAP  (TANTANGAN MENULIS 53)

RINDU MELUAP TAK PERNAH LESAP (TANTANGAN MENULIS 53)

RINDU MELUAP TAK PERNAH LESAP

(TANTANGAN MENULIS 53)

Muliati

Malam ini aku tidak tahu mau menulis apa. Perasaan tidak enak, badan pun sakit. Namun rasa rindu sesak di dada. Dua bulan baru kita berpisah, tiap hari rindu semakin menggebu. Apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan?

Aku eja kata demi kata, agar resah hilang, rindu pun lesap. Ternyata tidak. Aku ambil fotomu, aku cium tidak juga melepasakan rindu. Ah, biarlah kutahan saja sesak dada ini. Kita akan berjanji April bisa bersama. Di sana kita puaskan melepas rindu. Aku akan dekap dirimu, kucium pipimu yang imut-imut itu. Kamu membuat aku semakin gila.

Kutatap wajahmu yang membuat aku terpesona. Apalagi jika memakai jilbab kesukaanku. Kangen ini tambah meluap. Renyah diri, runtuh ego melihat kamu semakin gila. Kutunggu waktu itu, waktu kita akan menghabiskan waktu melepas rindu. Sayangku untukmu selalu Arsila Zena Afrida.

Harau, 06 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Baitu ruponyo sayang ka cucu yo

06 Feb
Balas

Yo, hhh

07 Feb

Yo bana dalam cinta ke cucu tu melebihi sayang ke maknya ya bu mul... Oooo Zena sayang tunggu nenek ys

07 Feb
Balas

yo, Si

07 Feb



search

New Post