Jodohku (Bagian 1)
JODOHKU
“ Ayo Haris, barang-barangnya dimasukin semua ke bagasi mobil.” Jangan lupa perlengkapan mandinya juga dimasukin yah.” Aminah setengah berteriak. Dia sedikit kesal melihat Haris masih tidur-tiduran di kamarnya. Padahal hari itu dia harus kembali ke Asrama setelah 2 minggu liburan semester.
“ Iya umi, sebentar. Kan ini masih pagi.” Haris masih asik memainkan telpon genggamnya.
Aminah sibuk memanggil Rendi dan sibungsu Kemal yang masih asyik main bola di halaman belakang.
“Rendiii, Kemaal. Kalian mau ikut kan antar mas Haris balik ke asrama. Sudah main bolanya berhenti. “ Aminah mulai kesal.
“ Sabar umi, nggak usah marah-marah terus. Nanti cepat tua loh.” Ramli suaminya Aminah berusaha menenangkan istrinya yang mulai kelihatan stres. Ramli sebenarnya tahu kalau istrinya sedang khawatir karena akan berpisah dengan si sulung Haris. Pada awalnya Aminah memang tidak setuju untuk memasukin Haris ke Boarding. Akan tetapi setelah mendengarkan alasan suaminya Aminah pun akhirnya setuju meski sebenarnya berat.
Setelah dikaruniai tiga orang putra yang sehat dan ganteng, Aminah merasa sangat bersyukur. Selain ganteng dan baik hati, Ramli juga seorang suami yang sangat bertanggung jawab. Dia sangat memikirkan pendidikan anak-anaknya. Dia juga selalu membantu istrinya menyelesaikan semua urusan rumah tangga meskipun istrinya bukan seorang wanita karir. Oleh karena itu Aminah sangat menyayangi Ramli suaminya. Dibalik sikap Ramli yang selalu tegas dalam mendidik anak-anaknya terutama dalam hal agama, Ramli juga memiliki hati yang sangat lembut. Sehingga Aminah sangat merasakan kasih sayang suaminya baik terhadap dirinya maupun ketiga anak-anaknya. Dia selalu tahu apa yang sedang dirasakan istrinya.
Ramli sangat tahu perasaan istrinya. Aminah begitu dekat dengan ketiga anak-anaknya. Meskipun dia lulusan S2, tapi Aminah memilih menjadi ibu rumah-tangga saja dan dia mengurus semua keperluan anak-anak dan suaminya dari A sampai Z. Dia hampir tidak pernah terpisahkan dari anak-anaknya. Kini dia terpaksa harus berpisah dengan si sulung Haris. Ramli sangat peduli terhadap perkembangan pendidikan anak-anaknya. Dia sangat khawatir dengan kondisi pergaulan anak-anak muda zaman sekarang. Kemajuan teknologi yang sangat dahsyat tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan anak. Selain berdampak positif terhadap kehidupan teknologi pun bisa berdampak negatif apabila tidak disertai dengan penanaman nilai-nilai keagamaan dan moral.
Aminah bukanlah seorang psikolog. Tapi dia sangat memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya. Baik dari perkembangan secara pisik maupun psikisnya. Dia tidak pernah abai terhadap apa pun yang terjadi dengan anak-anaknya. Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Meskipun ada asisten rumah tangga yang membantunya di rumah, tapi kalau urusan anak dia tidak pernah menyerahkan kepada orang lain. Dia pasti tahu kalau ada anaknya yang sedang kurang sehat atau yang sedang merasakan sesuatu yang kurang nyaman dihatinya.
"Haris ayo dimakan nasi dan sayurnya. Janga cuma makan ayamnya aja ya sayang." Tegur Aminah sambil memperhatikan wajah anaknya. Dia sadar anaknya seperti kehilangan selera makannya.
" Kenapa ,nak. Kamu sakit ya sayang?" tanya Aminah dengan sabar.
"Enggak kok umi. Aku gak apa-apa. "Jawab Haris.
Akan tetatpi Aminah tidak pernah menyerah. Dia akan terus berusaha sampai Haris mengaku kalau dirinya gak enak badan. Atau sampai dia bercerita kalau dia ada masalah dengan temannya di sekolah. Begitulah kenapa Aminah sangat kehilangan ketika Haris harus belajar di sebuah Boarding School. Ramli selalu bilang bahwa pendidikan moral dan nialai keagamaan itu merupakan modal yang sangat penting agar anak-anaknya kelak selamat di dunia dan di akhirat. Hal itulah yang membuat Aminah sepakat Haris melanjutkan sekolahnya di tempat tersebut.Diam-diam dia pun bangga punya suami seperti Ramli. Dia jadi teringat bagaimana kalau pada akhirnya dia bisa menikah dengan Ramli. Perjuangan yang cukup panjang. (to be continued).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar