Episode:

*Luka Liku Hidup*

TITIAN MERAIH BINTANG 

Langkahku memang tertatih. Perjalanan waktu menempa raga untuk kuat dan mengerti arti sebuah pengorbanan. Kaki kecilku pelan menyusuri lorong waktu. Kerikil tajam, cadas dan karang mengoyak alas kaki hingga melecetkan kulitku. Syukur tak ada darah hanya tetes bening yang membasuh perihnya rasa. 

Perjalanan adalah proses. Bumi membentang berisi jurang terjal, hutan belantara ... juga laut dengan gelombangnya. Persiapkan diri, belajar mengarungi samudra dengan alat sederhana. 

Angin kencang seakan mampu menerbangkan asa dan harapan. Namun tetap tegar berpegang pada tali Allah SWT. Tak ada tempat bersandar ... lalu kularikan pedih ke dalam sujud malamku.

Aku ingin kuat. Duduk termenung bukanlah penyelesaian masalah. Tangis bukanlah pembasuh luka. Tetap berusaha, berjuang dan berdoa. 

Titian itu bergoyang. Kulepas sepatu berhak tinggi yang sudah terkoyak cadas ... Aku mencoba berlari mengejar impian. Titianku goyah. Aku harus tegar, sahabatku sudah mendekati finish. 

Ya, perjalanan punya liku. Setiap pejuang menemui jalan berbeda, aku yang takut menemukan lorong buntu. Aku terus berjalan ... masih ada suluh/pelitaku ... aku masih punya iman dan ilmu. 

Luka dan duka biar kubawa merangkak tertatih. Masih ada rona jingga di saat senja. Masih ada bintang kejora di remang malam ... ada bulan separuh di balik dedaunan. 

Hidup bukan untuk disesali, tapi dihadapi. Masalah dicarikan solusi bukan membuat masalah dalam masalah. Adakah? 

📝Mencari dan terus mengembara di belantara hati. Titian semoga kokoh hingga tiba di ujung Utara.