MATAHARI DAN BULAN
MATAHARI DAN BULAN
Karya: Sitti Dahlia Azis
Seiring perputaran waktu, roda zaman terus berputar. Gerimis mengganas jadi hujan dan badai. Suryapun menunjukkan diri menyapa embun lalu menanjak hingga sepenggalan dan naik menjadi terik memanas saat di puncak. Surya mulai turun membiaskan cahaya jingga. Dan akhirnya tenggelam berganti malam dan ditemani bulan dan bintang.
Waktu ... apakah hadirmu bagai siang dan malam? Saat pagi sejuk bersama tetesan air wudhu lalu hangat bersama secangkir kopi ... beranjak lalu mencapai titik kulminasi (panas) ... dan kelak menjadi senja penuh pesona tapi itu awal perpisahan. Jangan
Jangan.
Jadilah mentari yang punya janji setia. Tetap akan hadir. Dia hanya izin istirahat dan tetap memberi cahaya kesejukan meskipun posisi diwakilkan ke rembulan dan bintang-bintang.
Surya, bukan hanya aku yang menantimu. Di bumi ini makhluk Allah menantimu. Akukah rembulan itu ... atau hanya seumpama mendung atau hujan yang menjadi tabir cahayamu. Tidak, aku bukan mendung ... akulah bulan yang memantulkan cahayamu.
Aku bulan yang mengintip lewat dedaunan. Di sini, di balik daun Lontara aku menanti hari esok bersama hadirmu. Bersama kejayaan, bukti pengabdian kepada agama, bangsa/negara serta keluarga.
Semangat Ketum LONTARA INDONESIA
Pinrang, 23 Agustus 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar