Cerita kehidupanku Eps.15
#Tantangangurusianaharike-15
Cerita Kehidupanku Eps.15
"Sudah berapa kali kau lakukan?"
"Dimana saja kau lakukan itu?"
Suara gaduh di taman depan rumahku mengganggu konsentrasi ku saat mengirimkan tantangan dari MG, hari ke 14.
Aku keluar ingin mengetahui gerangan apa yang terjadi.
Dari balik pagar kulihat banyak orang. Terdengar beberapa anak perempuan usia SMP menangis. Melihat anak anak perempuan yang menangis, ku urungkan niatku untuk mendekati taman.
Aku tidak sanggup bila pertanyaan orang yang berbadan tegap, ternyata seorang polisi itu, hal yang belum pantas dilakukan orang yang belum menikah.
Kembali ku selesaikan ketikkanku
Terdengar kembali kegaduhan yang lebih heboh, kali ini suara ibu-ibu menangis sembari meraung dengan histeris.
"Ah, barang kali itu orang tua yang anaknya berbuat tidak senonoh," pikirku. Jariku tetap menari di ponselku, namun lama-kelamaan kegaduhan itu mengganggu ku.
Setelah selesai aku mengirim kan tantangan itu, langsung keluar menuju taman. Salah satu ibu yang menangis ku dekati.
Aku kenal dengan suaranya. Ternyata temanku kerja.
Dengan suara yang gemetar di sela-sela tangisnya, ia mengucapkan sesuatu.
Kupeluk ibu tersebut, sebab beliau hampir pingsan.
Setelah ku simak, ternyata pertanyaan di diawal tadi masalah penjambretan, yang pernah mereka lakukan.
Anak perempuan yang menangis merupakan salah satu korbannya.
Beberapa bulan ini di perumahanku, terjadi musibah penjambretan.
Bahkan di depan rumahnya sendiri, korban dijambret.
Yang anehnya, si penjambret cepat sekali menghilang.
Taman malam itu semakin ramai, seluruh korban yang dijambret dan dicuri barangnya datang untuk memastikan, kalau mereka lah pelakunya.
Semua perbuatanya diakui pelaku, lengkap dengan keterangan dimana barang tersebut dijual.
Aku mencoba melihat pelaku lebih dekat, betapa terkejutnya aku, ternyata salah satu pelaku orang yang bekerja di rumah tetangga selisih dua rumah dari rumahku. Aku terdiam.
Pantaslah saat tetangga ku dijambret di ujung gang, penjambret nya langsung hilang, pikirku.
Masyarakat yang tinggal di perumahan itu rata-rata pegawai, pagi menjelang sore, banyak rumah kosong. Di saat itulah mereka beraksi.
Pengadilan massa benar-benar sadis. Setiap korban bertanya dan diakui oleh pelaku, si korban langsung memukuli.
Sebenarnya polisi sudah melarang, namun massa yang langsung memenuhi taman, benar-benar banyak, membuat polisi tidak berdaya.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan polisi membawa pelaku ke pos polisi terdekat.
Sebelum dibawa, salah satu korban ternyata gurunya sambil menangis ia bertanya,
"Namamu si pulan kan?,
" Saat menjambret apa kamu tidak kenal kalau saya ini gurumu?" tanya ibu tersebut sembari menangis.
"Iya bu, setiap aku menjambret, kalau korbannya ibu-ibu, aku tidak pernah lihat wajahnya, aku takut tidak tega, barang yang ku jambret dijual uangnya untuk beli sabu."
"Bawa saja pak, penjarakan saja anak ini sudah tidak sekolah lagi," ujar ibu guru. Walaupun di dalam hati beliau tidak tega.
Jawabannya yang sangat lancar itu membuat geram korban yang sepeda motornya dicuri.
Tiba-tiba bogem mentah ia layangan kan. Untuk menghindari yang lebih buruk lagi, Polisi meminta kepala lingkungan untuk memanggil orang tuanya, dan semua korban diminta untuk menyelesaikan di pos polisi.
Miris, ternyata salah satu si pelaku, orang tuanya sudah lebih dahulu berada di sel, kasus sabu.
Sabu yang beredar di manapun adalah musuh bersama.
Mari awasi anak kita, bekali dengan ajaran agama.
Menyayangi anak-anak, menjadikan mereka merasa dihormati karena kehadirannya selalu dinanti.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar