Dra. SUPARTIK, M.Pd.

Alumni Magister Pendidikan Dasar Unimed 2012 Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi / TK Negeri Pembina Kec. Padang Hilir Kota Tebing Tinggi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Kepala TK Dirumahaja
#Dirumahaja

Cerita Kepala TK Dirumahaja

Di rumah saja,   saat ini kerap diucapakan bahkan berulang kali,  sejak pagi hingga malam hari, sehubungan dengan adanya musibah Covid 19, yang sedang melanda  beberapa Negara termasuk Indonesia. Kebijakan untuk tetap di rumah saja kebijakan pemerintah, saat ada  wabah sesuai dengan sabda Rasulullah

Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalin meninggalkan tempat itu”, ( Hadists Riwayat Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadists tersebut “tempat” dapat diartikan juga dengan “rumah”  diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid.19.

Di Rumah Saja, cerita Kepala TK , dalam melaksanakan kewajiban sebagai penanggung jawab sekolah tidak terabaikan.Setelah pemerintah kota resmi menyampaikan belajar di rumah, pada 18  hingga 31 Maret 2020, melalui WAG, saya mengajak guru – guru berdiskusi. Hal pertama yang saya lakukan adalah meminta guru-guru untuk mengembalikan peralatan anak- anak melalui orang tuanaya.. Saat mengambil peralatan ke sekolah  tetap mengikuti protokoler kesehatan, yaitu memakai masker dan  menjaga jarak,  kehadiran mereka  terjadwal agar tidak terjadi kerumunan masa. Peralatan dikembalikan  dengan tujuan agar orang tua tidak mengeluarkan uang untuk memenuhi kegiatan bermain anaknya.

 Bermain di rumah yang saya rancang bersama dengan guru, bukan membebani anak dengan tugas-tugas yang malah membuat anak setres. Tehnik bermainnya adalah, pertama menonoton tayangan TVRI belajar dari rumah, dan melalui WhatsApp. Kami bersepakatbahwa  bahwa guru tidak diperkenankan menunjuk kegiatan yang akan dimainkan anak. Kebebasan untuk memilih kegiatan main adalah mutlak milik anak. .  Agar tidak terjadi kesalahpahaman, dengan orang tua sebelumnya saya telah menyampaikan pada ketua paguyuban  tentang bermain di rumah saja, pengantar dari kepala sekolah, dilengkapi dengan dasar surat  Dinas Pendidikan  Selanjutnya masing-masing guru   akan bertanya pada orang tuanya hari itu apa yang dikerjakan oleh anak . Melalui WhatsApp group guru memberikan motivasi berupa chat maupun video call. Hasil pekerjaan anak-anak beruapa menggambar bebas, mewarnai dan bahkan bernyanyi melalui rekaman video, diteruskan pada kepala sekolah, hasil pekerjaan anak-anak saya simpan di laptop rencananya akan saya buat menggunakan aplikasi viva video dan akan di tayangkan  pada pentas akhir tahun, andai musibah wabah ini berakhir. Bila hal tersebut tidak terlaksana, tetap saya rekam menggunakan CD kemudian  dibagikan pada orang tua dan di share di media sosial Hal ini saya lakukan agar sejarah mencatat bahwa pernah terjadi satu musibah yang menggemparkan dunia.

. Ternyata respon orang tua sangat baik. Setiap hari mereka mengirimkan kegiatan anak yang sedang beraktivitas di rumah. Hingga waktu yang telah ditentukan, ternyata kebijakan belajar/bermain di rumah  diperpanjang hingga 2 Juni 2020. Melaui WhatsApp Grup saya berkoordinasi dengan guru untuk merancang satu kegiatan yang akan diberikan pada anak. Kegiatan minimal tiga jenis dan disertakan langkah-langkah mengerjakanya, anak bebas memilih satu kegiatan yang disukai. Agar guru tidak terkesan hanya memberikan perintah pada orang tua, ada sedikit kata pengantar seperti berikut “ bapak ibu orang tua hebat, melalui WhatsApp ini bu guru kirimkan contoh kegiatan anak, sembari mengisi waktu yang senggang monggo dicoba kegiatan ini,  semoga belajar di rumah saja dapat mendatangkan kebahagiaan tersendiri, terima kasih”.

 Kegiatan ini dilaksanakn dua hari sekali dan pengantar dikirim oleh guru secara bergiliran dengan motivasi yang berbeda.  Agar anak tidak bosan kegiatan diselengi dengan video pembelajaran. Kami berterimakasih pada Mas mentri yang telah merobah juknis BOP, dana tersebut dapat dipergunakan untuk membeli paket internet, sehingga kegiatan bermain di rumah saja tidak terkendala.

            Di rumah saja mendatangkan cerita yang beragam, melalui ketua paguyuban para orang tua menyampaikan apresiasi pada guru TK  yang dapat melayani hingga 15 anak satu guru dengan sabar.. “ Dua anak saja kami mengajarnya sudah kewalahan ”, ujar orang tua. Para orang tua berterimakasih, dengan adanya belajar di rumah, mereka kini dapat membuka kegiatan pembelajaran melalui youtube.

Penulis bernama lengkap Dra. Supartik,M.Pd, lahir di Asahan 14 Juni 1966, jabatan Kepala sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara, email [email protected] WA 085270363845.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren dongan

03 May
Balas

Keren buk. Sudah di follow

09 Aug
Balas

Keren ibuku sayang. Barakallah

03 May
Balas



search

New Post