Dra. SUPARTIK, M.Pd.

Alumni Magister Pendidikan Dasar Unimed 2012 Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi / TK Negeri Pembina Kec. Padang Hilir Kota Tebing Tinggi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pantaskan Aku Di Juluki Pejuang Literasi
PejuangLiterasi

Pantaskan Aku Di Juluki Pejuang Literasi

Awal tahun dua ribuan saat ditugaskan menjadi guru TK di Kota Tebing Tinggi, saya telah diberi kesempatan untuk menuangkan ide atau gagasan yang berhubungan dengan TK. Majalah tersebut bernama “Sinergi”,meliput seluruh kiprah Pemerintah Kota dalam hal kedinasan dan artikel tentang pendidikian.Di bawah wewenang Bagian Informasi dan Komunikasi majalah tersebut terbit setiap tiga bulan sekali, didistribusikan ke dinas dan sekolah. Seiring berjalanya waktu majalah tersebut kini lebih focus pada pemberitaan kedinasan.

Semangat untuk berliterasi tidak terhenti sampai disini, program berliterasi saya terapkan di tempat bertugas. Berharap anak Indonesia mengenal literasi sejak dini. Setiap pagi guru piket menyambut kehadiran anak, dan menyodorkan sebuah keranjang yang berisi aneka kartu huruf, angka, symbol geometri dan wara. Pada kegiatan awal setelah berdoa, guru meinta anak untuk menunjukan kartu apa yang diambil dan menyebutkan. Cara ini sangat efektif, sebab sesama anak akan saling berkomunikasi menggunakan kartu yang mereka pegang. Akhir pekan pihak sekolah meminta pada setiap anak untuk mengambil beberapa kartu kata, hari senin berikutnya anak diminta untuk menyebutkan kartu kata yang sudah berbentu kalimat.

Setiap hari Sabtu, satu bulan sekali pihak sekolah mengundang orang tua untuk membacakan buku di lingkungan sekolah, selain mendekatkan anak pada orang tuanya sebagai upaya mendukung “Gernasbaku” Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku, yang digagas oleh Kemendikbut April 2018. Buku cerita yang dibacakan diperbolehkan dipinjam oleh orang tua. Sebelum acara membacakan buku diperdengarkan lagu Gernasbaku, salah satu syairnya seperti berikut :

“Ayah…Bunda…Bacakan aku buku,

Baca ..buku..membuat aku tau”…..

Saya tidak tau apakah julukan pejuang literasi tepat disandang, yang saya tau, melalui Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak bersama balai Bahasa, mengadakan pelatihan menulis buku cerita untuk anak TK. Saat IGTK diundang mengikuti Musrenbang kelurahan, saya mengusulkan agar dialokasikan dana untuk pelatihan menulis buku bagi guru TK.. Masih melalui IGTK ketika ibu kepala bidang PAUD menyusun pengadaan kegiatan 2021, saat diundang rapat terbatas hal yang sama di usulkan.

Ketika istilah “Sagu Sabu”, menggema ke seantero negeri, saya tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut, dikarenakan sedang focus mendapingi putri tercinta menjalani kemoterapi setiap dua minggu sekali. Namun semua perjalanan saat mendapingi putri tercinta sudah di rencanakan untuk dijadikan sebuah buku bila suatu hari saya dapat mengikuti pelatihan menulis asuhan Media Guru. Angan – angan saya terkabul, pertama sekali ikut pelatihan menulis Oktober 2018 di Biuren, karena tekat sudah bulat hanya seorang diri dari Tebing Tinggi, namun saya tetap berangkat.Virus menulis mewabah ke sanubari, setelah pelatihan pertama, saya mengikuti MWC dan kelas editor di Medan.

Pelatihan membuahkan hasil, walau dengan tertatih tatih selama tiga puluh hari terbitlah buku yang berjudul “ Aziza Cahaya Cinta Kami”. Buku ini saya persembahkan tepat setahun kepergian anak saya. Buku tersebut did an sumbangkan ke sekolah SMP dan SMA tempat putri tercinta saya belajar, di perpustakaan umum daerah kota Tebing Tinggi.

Pejuang atau tidak bagi saya itu tidak masalah, karena buku yang dihasilkan juga baru dua, bahkan yang kedua antalogi. Namun bermodalkan buku yang saya miliki, bersama teman alumni menulis Sagu Sabu, kami mencoba menjadi panitia pelatihan di Tebing Tinggi, hasil pelatihan diluar dugaan, banyak sekali buku yang terbit, bahkan seorang pensiunan dapat menerbitkan beberapa buku. Puncak kebahagian selaku panitia adalah saat Pemerintah Kota dan Kepala Dinas Pendidikan memberikan penghargaan kepada seluruh penulis yang telah menerbitkan buku pada acara peringan Hari Guru, dan menghantarkan peserta pelatihan menghadiri TNGB di Jakarta.

Ketagihan untuk mencari penulis terus berlanjut, diadakan pelatihan kedua. Kali ini pesertanya dari seluruh kalangan. Walau buku yang terbit tidak sebanyak saat pelatihan pertama, namun saya sangat bahagia. Salah satu peserta waqnita masih belia, dalam kondisi seteruke ingin sekali menuliskan kisahnya dibuku yang akan dibuatnya. Alhamdulillah buku tersebut terbit, jangankan membaca kisahnya, melihat kondisi penulisnya saja sudah prihatin.

Penulis bernama Dra Supartik, M.Pd, Lahir di Asahan, 14 Juni 1966, saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah di TK Negeri Pembina Kec. Padang Hilir Kota Tebing Sumatera Utara. Email [email protected] WA 085270363845

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga lolos tulisan ini bersanding dengan tulisan lainnya. Semangat pejuang literasi

11 Aug
Balas

Ayo bunda tetap semangat menjadi pengerak literasi, menulis itu membuka aura kebahagian disetiap sisi nya ,salam.literasi

11 Aug
Balas

Keren bunda. Semoga masuk dalam.barisan pemenang. Salam sukses selalu.

11 Aug
Balas



search

New Post