ENGGAN BERLABUH
ENGGAN BERLABUH
Oleh: Wiwit Widyawati
Tagur 254
Bias senja mewarnai pelataran rumah bercat putih di jalan itu. Aku pandangi dari kejauhan. Rumah yang telah kutinggalkan dua tahun yang lalu. Perpisahan dengannya telah mengubah jalan hidup kami. Kedua buah hati tinggal di situ bersama mantan istriku.
Senja itu, aku temui kedua anakku. Rasa kangen menyulut nurani. Kedua putriku telah remaja. Perhatian dalam pergaulan semakin kuperketat. meskipun tempat tinggalku di kota yang berbeda. Saat sedang berbincang dengan putriku di taman belakang rumah, sepintas aku melihat orang dari balik gorden rumah anakku. Bayang tubuhnya masih sangat kukenal. Ya dia ibu dari kedua putriku. Rasa kecewaku melangit mengingat perselingkuhannya.
Tak berselang lama kulihat mobil memasuki pelataran. Mantan istriku bergegas menyambutnya, lalu pergi entah ke mana. Kedua putriku memandanginya hingga hilang di kegelapan. " Papa aku punya hadiah, semoga diterima dengan senang hati tuk hilangkan gundah" ucap putri sulungku sambil memberi foto seorang wanita. Aku menggelengkan kepala, lalu kupeluk dengan erat kedua putriku. Tasikmalaya, 15032021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Tak mudah berpindah ke lain hati.
Keren bun, walau sudah cerai tapi hati masih enggan berlabuh
Pentigrafnya keren
Terima kasih
Sulit rasanya seorang lelaki tidak menikah lagi setelah bercerai..
Pada umumnya iya