Dra. Wiwit Widyawati

Wiwit Widyawati lahir di Pekalongan tinggal di Tasikmalaya. Bergabung di sini karena ingin belajar menulis dan menambah wawasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
MAAF SAYANG, AKU TELAH BERISTRI
https://koleksikartunhd.blogspot.com/2020/08/terkeren-30-gambar-kartun-orang-pingsan.html

MAAF SAYANG, AKU TELAH BERISTRI

MAAF SAYANG, AKU TELAH BERISTRI (2)

Oleh : Wiwit Widyawati

#Tagur hari ke-241

(Lanjutan cerpen )

Aku dan Wina sengaja mencari tempat duduk di sudut ruang itu .Kebetulan hari itu sepi pengunjung sehingga Wina dengan bebas bercerita. Sekali-kali matanya  melihat langit-langit mengingat peristiwa yang membuatnya heran. Bisa terlena oleh bujuk rayu lelaki itu.

Kisahnya berawal dari pertemanannya kala kuliah dulu. Lelaki itu aktifis kampus, kakak kelas dengan banyak penggemar mahasiswi. Wajah ganteng, pandai, dan komunikatif pemikatnya. Benih-benih cinta Wina tumbuh kala itu.Tak terbersit jika cinta itu mengurai kembali saat telah lulus dan bertemu pada sebuah acara di tempat  Wina bekerja. Pertemuan demi pertemuan rutin terwujud. Akhirnya peristiwa itu terjadi. Dua anak muda mengepakkan sayapnya membuai kasmaran, mengawan.

“Mba Pingkan, Aku sangat menyesal semua ini terjadi dengan akibat yang tak terbayangkan. Aku tak mengira, dia telah berbohong menyembunyikan dengan rapat jika dia telah menikah dan punya anak. Aku kini harus menyingkir dari keluargaku. Hari ini Aku akan belanja tuk keperluanku nanti. Aku akan menyepi tinggal di rumah Nenek di lereng gunung,”ucap Wina berderai air mata.

Aku terenyuh dengan penyesalannya. Wanita lugu dan terlihat baik itu telah mengambil jalan penyelesaaian meskipun kepedihan bergelayut. Membayangkannya terasa enggan, hidup di lereng gunung jauh dari tetangga dan jauh dari keramaian. Ia telah menyesali segala perbuatannya.

Bias senja menyambut kedatanganku di rumah dengan angan masih membayangkan kehidupan Wina di tempat itu hingga anaknya lahir tanpa di dampingi seorang suami.Lelaki pembohong itu telah menghilang tak berjejak. Suara azan magrib menggema. Bergegas tunaikan kewajibanku. Rasa syukur atas karunia-Nya. Aku dijauhkan dari jalan yang menyimpang.

Tasikmalaya, 02032021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang runtut, ikut terbawa suasana. Keren banget, Bu.

03 Mar
Balas

Pelajaran buat semua ya, Bu. Agar selalu waspada dan hati-hati dalam melangkah. Mantap cerpennya. Lanjut, Bu!

04 Mar
Balas

Cerita menarik bunda, pelajaran untuk.berhati-hati dalam.menjalin hubungan salam sukses selalu

03 Mar
Balas

Diksinya keren ih. Salut Bunda

04 Mar
Balas

Keren ceritanya mantap. Salam literasi Bu

03 Mar
Balas

Cerpen yang keren dan menarik.Salam kenal bunda.Sudah saya,follow.Salam sukses

03 Mar
Balas

Cerita yang apik, Bu. Tetaplah berada dijalan-Nya. Salam sukses.

03 Mar
Balas

Alhamdulillah terhindar dari penyimpangan. Keren ceritanya Bu. Lanjut.

03 Mar
Balas

Cerita yang menarik bunda, ikut terbawa perasaan hati juga,, salam sukses selalu

03 Mar
Balas

alhamdulillah telah dijauhkan dari jaln yang menyimpang..keren bunda cantik cerpennya...sehat n sukses sll nggih

03 Mar
Balas

Keren ide ceritanya bu

03 Mar
Balas

Cerpen yang menarik bunda. Sukses slalu

03 Mar
Balas



search

New Post