Dra. Wiwit Widyawati

Wiwit Widyawati lahir di Pekalongan tinggal di Tasikmalaya. Bergabung di sini karena ingin belajar menulis dan menambah wawasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
PASIEN CANTIK DI MALAM SUNYI (1)
https://twitter.com/animequotes_/status/317290453198327808?lang=ko

PASIEN CANTIK DI MALAM SUNYI (1)

 

PASIEN CANTIK DI MALAM SUNYI

Oleh : Wiwit Widyawati

Tagur hari ke-251

 

Suara jangkrik terdengar nyaring di kesunyian malam. Kidungnya kali ini mengusik ketenanganku tuk menuju peraduan. Jangkrik ngerik semakin terdengar keras. Suara itu menundaku tuk segera terbuai mimpi. Rasa penat menghampiri tubuh manjaku. Merebahkan badan lelah pada kasur yang telah dua hari kutinggalkan terasa nyaman tiada tara. 

Malam semakin dingin memaksaku bentangkan selimut tuk tubuh ini. Sebagai seorang bidan desa bekerja tanpa mengenal waktu sudah kewajiban. Kuraih gawai di atas meja. Melihat barangkali ada pesan pesan penting masuk tuk tugas besuk pagi. Satu persatu dengan teliti kubaca ternyata tidak ada hal istimewa . Ku pejamkan mata ini sambil berdoa sebagai pengantar tidur.

Tidurku terjaga, entah pukul berapa kala seseorang mengetok - ngetok pintu kamarku. Rasa enggan membukanya, karena kantuk mendera. Sayup- sayup mang Totok tukang kebun memanggil namaku,memberi kabar ada seorang ibu muda akan melahirkan .Segera kubasuh muka ini tuk menghilangkan sisa kantuk malam itu.

“Bu pasiennya menunggu di ruang periksa, terlihat menahan sakit”

“Ya Mang, siapkan segala keperluan seperti biasa. Mbok Marni tolong dibangunkan dan suruh menyiapkan segala keperluan untuk persalinan”

Mbok Marni terpaksa harus bangun meski baru saja tidur. Ia baru datang dari kampungnya yang telah lama ditinggal merantau. Mbok Marni yang telah kuanggap keluarga itu sangat berjasa. Mbok Marni pengasuh sejak aku kecil. Mama menyuruh ia dampingiku di desa ini.

“Neng, semua sudah mbok siapkan”ucap Mbok Marni sambil meletakkan handuk kecil dan baskom..

Aku segera beranjak menemui pasien itu. Ia duduk seorang diri di kursi ruang tempat aku memeriksa pasien. Terlihat menahan rasa sakit, wajahnya memucat. Ia kubimbing masuk ruang persalinan. Lampu penerangan dengan pencahayaan lebih besar beberapa watt dari ruang periksa membuat wajah pasien itu terlihat jelas kecantikannya.

Hawa dingin yang menusuk tulangku dan membuat telapak tangan juga dingin. Badan wanita itu dingin sekali,begitu pula saat kupegang perut buncitnya. Aku menaikkan suhu AC agar nyaman.

Mbok Marni dengan setia membantuku di ruang persalinan.Ia menatap lekat pasien itu. Pikirannya mengurai, ingat anak gadisnya yang meninggal setelah melahirkan.

” Mbok tolong ambilkan tisu dan keringkan keringat Neng cantik ini,tegasku membuyarkan lamunannya.

Mbok Marni mengeringkan keringat pasien itu dengan penuh kasih.Saat pasien itu mengejan Mbok Marni juga ikut mengejan dan saat aku menyuruh pasien menarik napas ia juga menuruti perintahku. Aku tersenyum geli melihatnya disela keseriusan membimbing persalinan.

Pasien itu memegang tangan Mbok marni sambil mengejan, tak berselang lama lahirlah bayi mungil dengan selamat. Si Mbok terampil menangani pasien dan bayi tanpa kuperintah.

Mang Totok masuk membawa teh manis hangat  untukku dan pasien itu. Kureguk perlahan lahan sambil mengamati pasien dan bayi mungilnya yang cantik seperti ibunya. Lalu ku amati pasien ku yang berdiam diri sambil sesekali menatap bayi mungilnya. Dalam hati bertanya- tanya,” mengapa tidak ada yang mengantar seorangpun, kemanakah suami dan orang tua serta keluarganya?, tega sekali mereka.”

Kupandangi pasien malamku, matanya menatap kosong dan terlihat masih lemah. Namun, kecantikannya jelas terlihat, kulitnya putih, bulu matanya lentik, hidungnya mancung. Mulut mungilnya sangat manis bila tersenyum. "Kasihan", gumamku. Kureguk sisa teh panas buatan Mang Totok yang terasa sangat pas di lidahku. Tingkat kekentalan teh dan manis madu berpadu sempurna.

Mbok Marni masih sibuk membersihkan dan merapikan kembali bekas persalinan. Terdengar si Mbok menanyakan sesuatu pada pasien itu.

“ Mbok perhatikan dari tadi Neng cantik melamun, kenapa Neng?. Mengapa pula tidak ada seorang pun yang mengantar Neng ke sini?” Tanya Mbok Marni bertubi. Namun, ibu muda yang baru saja melahirkan itu tak sepatah kata pun keluar dari mulunya. Ia hanya menoleh sebentar ke arah Bi Marni, lalu kembali memandangi bayi mungil di sebelahnya.

“Aneh sekali anak ini, diajak bicara tak pernah menyahut, wajahnya semakin pucat, dan tercium bau melati saat di dekatnya,”gumamnya.

Aku pamit sebentar tuk meninggalkannya dan Bi Marni juga keluar ruangan bersamaku dengan membawa benda-benda bekas persalinan. Mang Totok aku suruh menjaganya dari ruang tunggu pasien.

            Aku merasakan adanya keganjian pada pasienku itu. Pikiranku mengeja sepanjang perjalanan menuju kamar tuk lakukan salat malam. Waktu untuk bermunajat, menghadap Sang Khalik.

            Malam semakin larut, di jalan sekal-kali terdengar deru kendaraan. Jangkrik masih berdendang ria menyuguhkan lagu terbaiknya. Tetapi malam ini terasa begitu lain. Rasa mencengkam menggelayutiku, entah mengapa. Mungkin karena gerimis dan langit gelap tanpa bintang.

            Baru saja selesai mengenakan jaket sambil berjalan ke kamar pasien, terlihat Mang Totok berjalan tergopoh-gopoh ke arahku.

“Bu, pasien itu minta pulang sekarang. Saya menyarankan agar besuk pagi saja, tetapi ia memaksa ingin pulang sekarang”

Aku berjalan tergesa tuk menemui pasien itu. Semoga ia tak jadi pulang malam ini. Aku melihat keganjilan saat Mang Toto menghampiri. Wajahnya seperti ketakutan, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu.

(Bersambung)

Tasikmalaya, 12032021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren lanjut

13 Mar
Balas

siap, terima kasih

13 Mar

Jadi penasaran, siapa dan mengapa pasien itu. Datang di malam hari dan ingin pulang malam itu juga. Sepertinya ada rahasia berbau mistik. Mantap ceritanya, Bu.

13 Mar
Balas

Terima kasih

13 Mar

Seruuu ... suka saya, Bu.

14 Mar
Balas

Keren ceritanya. Ditunggu lanjutan ceritanya. Saam kenal ya bunda. Izin sdh saya follow

13 Mar
Balas

MaasyaAllah. Kisahnya buat penasaran.Salam sukses selalu.

13 Mar
Balas



search

New Post