PENANTIAN TAK BERUJUNG
PENANTIAN TAK BERUJUNG
Oleh: Wiwit Widyawati
Ais duduk termangu menunggu ibunya. Telah satu Minggu tiada kabar berita. Ia juga meninggalkan bangku sekolahnya. Tak ada sanak keluarga mengetahui kepergian ibunya. Gadis kecil itu duduk dari pagi hingga senja tiba. Bujuk rayu dari keluarga dan tetangga tak dihiraukan. Nelangsa melihatnya.
Sore itu sorot netranya tertuju pada mobil angkutan kota yang berhenti di seberang jalan. Raut muka bahagia terpancar melihat wanita turun dari angkutan kota. Wajah perempuan yang mirip ibunya. Ia berlari menyambut perempuan itu. Ia berusaha memeluk. Namun, ternyata bukan ibunya melainkan kakak ibu kandung Ais.
Perempuan itu memeluk Ais dengan berlinang air mata. Ia peluk Ais dengan penuh kasih. Ais meronta karena kecewa. Harapannya, ibulah yang datang dan memeluknya. Terlihat wanita itu membujuk Ais meninggalkan tempat itu. Syukurlah Ais menurutinya. Disampaikannya berita duka yang menimpa ibunya. " Ais, sabar ya Nak. Ibumu telah meninggal karena tak terobati penyakitnya. Ibumu datang kala penyakitnya sudah parah," ucap budenya dengan suara parau. Ais menangis dalam pelukan budenya. Tak lama berselang terdiam dalam pingsan.
Tasikmalaya, 06042021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren banget pentigrafnya Bunda
Malang nian nasib Ais. Semoga kelak dia beroleh kebahagiaan.
Ya Bu
Sedih tapi tetap menawan. Sehat dan sukses selalu Bu cantik. Salam kenal dari Lubuk Sikaping
Duh...malang benar nasib Ais... cerita yang indah... salam semangat Bunda cantik.
Waduuh Ais, kok malah pingsan..keren pentigraftnya..salam dan jaga sehat selalu
Kasihan Ais. Pentigraf dengan twist yang sungguh kereeeen. Barokallah
Sedih bun
sedih, kasihan Ais. Terus berkarya Bunda, salam sukses.
Terima kasih Bun
Sedihnya nasibmu ais. Salam sehat dan bahagia selalu Bunda
Soga Ais tetap sabar.
ceritanya bagus bunda meski dalam kesedihan...Malang nian nasib Ais. Semoga kelak dia beroleh kebahagiaan.
Marai trenyuh. Salam sukses dan sehat selalu Bu Wiwit.
Keren ibu ulasannya. Sukses selalu..
Tak terbayangkan sedih yg dialami Ais. Keren bund pentigrafnya
Kisah yang menyedihkan...
Iya Bun, terima kasih
Sabar ya Ais...mantap keren cadas...pentigraf keren menewen...salam literasi sehat sukses selalu mbak Wiwit
Sedihnya...
Ya Bun, sedih