“GEBYAR LITERASI MERAYAKAN KESUKSESAN”
Kesuksesan adalah kata yang menjadi impian setiap orang. Hamper semua orang mengharapkan hidupnya menjadi sukses, untuk itu mereka akan berbuat sesuatu untuk mencapai kesuksesan itu. Bahkan kadang orang akan mengorbankan sesuatu untuk mencapai kesuksesan yang menjadi idamnnya. Begitu juga dengan saya.
Saya juga mempunyai keinginan dalam hidup ini, bisa dalam bentuk mimpi, angan-angan atau cita-cta yang ada dalam pikiran saya ini. Untuk mencapainya tidak bias hanya berdiam diri, menunggu kesuksesan itu datang sendiri. Tidak, kesuksesan itu harus dijemput, diraih, diusahakan untuk mencapainya. Meskipun untuk itu saya harus mengorbankan waktu dan asa.
Sukses adalah ketika saya mampu mewujudkan apa yang saya inginkan. Keinginan untuk bisa bernilai lebih dari yang seharusnya, bernilai lebih untuk tidak dipandang orang sebelah mata.
Disadari atau tidak, kriteria sukses bagi masing-masing orang pasti berbeda, tergantung pada keinginan dan cita-cita masing-masing kita. Kesuksesan yang baru saja saya capai, bisa jadi dianggap oleh yang lainnya biasa saja, bahkan tidak bernilai apa-apa.
Pada tanggal 20 dan 21 Mei minggu lalu, saya merasa apa yang saya cita-citakan, apa yang saya tuju sudah membuahkan hasil. Gebyar Literasi untuk merayakan kemenangan dalam menulis buku. Kemenangan atau kesuksesan yang telah saya dan teman-teman guru penulis seindonesia capai dirayakan bersama-sama di Gedung A lantai 3, Tempat yang cukup berkelas di Kemndikbud, yaitu ruang tempat pertemuan bagi Menteri dan pejabat langitan Kemendikbud lainnya.
Tanggal 20 Mei tersebut dipilih oleh CEO Mediaguru untuk mewisuda ratusan guru penulis baru, merupakan moment yang cukup punya nilai sejarah, karena tanggal itu merupakan hari kebangkitan Nasional. Sekaligus hari kebangkitan Literasi di Indonesia. Suatu keberhasilan bagi kami para penulis pemula, yang untuk sampai kesini perjuangannya cukup berat dan berdarah-darah.
Saya sendiri untuk bisa meraih kesuksesan ini membutuhkan perjuangan yang cukup melelahkan juga. Betapa tidak, tujuan awal saya mengikuti pelatihan menulis awalnya adalah keinginan diri untuk punya nilai lebih dari guru-guru binaan saya. Saya harus punya satu kelebihan dari mereka, agar mereka tidak memandang saya sebelah mata, terutama guru-guru senior. Meskipun kenyataan tidak ada seperti itu.
Pelatihan menulispun saya ikuti di Jakarta pada tanggal 21 dan 22 Januari 2017 bertempat di Kemendikbud Jakarta. Kegitan ini murni mandiri atau atas biaya sendiri (abisen). Pelatihan ini di mentori oleh Media Guru dengan CEOnya Bapak Muhammad Ihsan dengan Pimrednya Mas Eko Prasetyo.
Saat pelatihan ini, modal terbesar saya adalah tekad dan tujuan untuk bisa punya nilai lebih. Modal menulisnya masih nol plus bingung. Dilihat kiri dan kanan, semua asyik dan tenggelam dengan bunyi tarian jemari di keybord Lepinya, terasa enggan mengganggunya. Sementara saya masih berkutat dengan kebingungan dan kekaburan ide mau menulis apa.
Sampailah pada saat CEO menyampaikan pada semua peserta bahwa ada lembaran spanduk putih kosong yang harus di tanda tangani peserta. Bukti komitmen diri untuk bisa melahirkan buku dalam waktu 1 bulan. Terlihat satu persatu peserta membubuhkan tanda tangannya, sementara saya masih dalam kebimbangan dan kebingungan mau menulis apa.
Setelah membolak balikkan pikiran untuk sampai kesini bukannya tanpa biaya, dan tujuan. Jauh-jauh datang kesini meninggalkan keluarga dengan harapan pulangnya memiliki nilai lebih. Akhirnya sayapun membubuhkan tanda tangan di spanduk tersebut.
Sekembalinya dari pelatihan menulis tersebut, saya mulai membongkar-bongkar buku dan catatan kuliah saya dulu, saya kemudian menemukan catatan perkuliahan yang masih rapi dan lengkap. Catatan itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal Naskah Buku Hidrologi, tinggal melengkapi dengan hal-hal yang baru dan mencari referensi tambahan.
Merasa belum percaya diri dengan buku yang sudah ditulis, saya kemudian mengikuti MWC (MediaGuru Writing Camp) sebagai tindak lanjut Pelatihan Menulis sebelumnya. MWC ini ternyata diadakan di kota Malang yaitu di gedung P4TK PKn dan IPS Batu yang pelaksanaannya tanggal 24 -26 Februari 2017.
MWC1 Batu ini punya kisah yang tidak pernah terlupakan bagi saya. Bayangkan jarak tempuhnya mencapai 24 jam. Saya berangkat dari rumah tanggal 23 februari pukul 8 pagi sampai di P4TK Batu Malang pukul 9 pagi esok harinya. Hal ini disebabkan penerbangan sore tidak ada ke Malang, kecuali ke Surabaya.
Pesawat keberangkatan saya dari Padang ke Soeta waktu itu pukul 2 siang dan sampai di Soeta pukul 4 sorenya. Karena transit, maka saya lapor ke resepsionis. Ternyata resepsionis mengatakan kalau penerbangan ke Malang baru besok pagi jam enaman. Itu artinya saya harus menunggu sekitar 12 jam di Bandara Soeta ini.
Dalam keadaan bingung, saya langkahkan juga kaki ke ruang tunggu Terminal 3 Soeta. Sepanjang jalan menuju ruang tunggu, saya bergumam sendiri, jika istirahat dirumah keluarga rasanya tidak mungkin, pasti merepotkan mereka. Akhirnya diputuskan tetap menunggu di ruang tunggu sampai subuh besok esok harinya. Sampai diruang tunggu Alhamdulillah ternyata banyak juga orang di ruang tunggu.
Perlahan tapi pasti ruang tunggu mulai sepi karena para penumpang sudah dipanggil memasuki pesawat masing-masing. Saya mulai cemas ruang tunggu hanya ditunggui oleh beberapa orang lagi, saat saya tanya mereka mau ke Bali penerbangan terakhir pukul 11 malam. Ada teman lumayan meskipun hanya sampai jam 11 nanti, .saya membatin
Udara alami yang masuk bebas dan lepas tanpa kendali dalam ruang tunggu itu membuat badan ini menggigil mengalahkan rasa kantuk. Ya Alllah lindungi aku dari orang-orang yang berniat jahat....saya membatin, lama kelamaan orang yang duduk diruang tunggu transit mulai dipanggil menuju pesawat satu persatu. Saat ini baru pukul 10 malam, tinggal 5 orang yang masih duduk diruang tunggu, ya Allah ternyata cuma saya dan ibu itukah perempuan di sini, mampukah saya bertahan sampai pagi besok? Hanya padaMu ya Allah saya berserah diri.
Tepat pukul 12 malam, para penumpang pesawat terakhirpun meninggalkan ruang tunggu, tinggallah kami berempat menjaga ruang tunggu yang maha besar dan dingin itu. Saya menoleh kesekeliling berharap ada perempuan lain yang senasib dengan saya. Alhamdulillah jarak 15 meter dari saya, ada seorang perempuan paruh baya duduk berdua dengan anak laki-lakinya..
Saya kemudian menghapiri dan menyapa ibu itu dengan menanyakan tujuannya kemana. Ternyata ibu itu juga ke Malang untuk menghadiri anaknya wisuda UT. Saya senang sekali karena ada teman yang senasib. Kalau orang sudah senasib keakrabanpun terjalin. Pukul satu dini hari udara ruang tunggu semakin dingin membahana, saya pamit pada ibu itu mau ke Mushalla untuk shalat, dan ibu itupun mau ikut juga dengan saya ke Mushalla.
Selesai shalat saya berfikir kenapa tidak istirahat dan tidur saja di sini, udaranya tidak sedingin di luar, lagi pula segi keamanan cukup oke dibanding di luar. Akhirnya saya menemui penjaga di luar Mushalla dan minta izin istirahat dalam mushalla. Awalnya bapak itu melarangnya karena begitu aturannya, namun akhirnya setuju setelah saya jelaskan karena kami berdua perempuan yang akan menunggu penerbangan jam pagi besok. Akhirnya saya dan ibu itupun istirahat dan tidur di Mushalla Bandara itu.
Ternyata mata ini juga tidak bisa dipejamkan, predator kecil yang dipanggil nyamuk itupun mengganggu kenyamanan saya untuk memejamkan mata. Entah jam berapa mata ini mulai terpejam, yang jelas saya dibangunkan oleh alarm ponsel yang memberitahukan sadah pukul 4 subuh. Saya kemudian membangunkan ibu yang dari semalam sudah menjadi teman perjalanan saya untuk siap-siap shalat subuh.
Ngeri-ngeri asyik transit 12 jam lebih di Soeta pun sudah dilalui, saatnya menuju pesawat to Malang. Tepat jam 6.30 Wib pesawat meninggalkan Soeta sekaligus juga meninggalkan kenangan saya tidur di Mushallanya. Haru biru perasaan ini tatkala mau landing, melihat ke asrian lahan pertanian di sekeliling bandara Abdurrahman Saleh. Selamat datang Malang, selamat datang kota Batu dan selamat sampai di P4TK PKn dan IPS pekik saya dalam hati.
P4TK Batu inilah yang membuat saya menjadi semakin bersemangat untuk mewujudkan tujuan saya menulis buku. Pembinaan yang diberikan memberikan secercah harapan kalau naskah saya dapat disempurnakan menjadi sebuah buku.
Saya mulai kerja keras dan kerja cerdas dengan memaksimalkan semua potensi yang saya miliki agar dapat menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi. Sebab saya yakin bahwa kesuksesan hanya bisa dicapai dengan kerja cerdas dan kerja keras. Saya bertekat dalam do’a untuk dapat menghasilkan buku dengan nama saya sendiri tercantum di covernya. Saya tidak ingin keluarga, terutama suami yang saya tinggalkan kecewa dengan ketidak berhasilan saya.
Alhamdulillah kerja keras dan kerja cerdas saya akhirnya membuahkan hasil, buku “Mengenal Hidrologi” saya diikutkan dalam acara akbar “GEBYAR LITERASI” di Gedung A Kemendikbud 20 Mei 2017, dilanjutkan dengan acara Talk Show di Mall Puri Indah. Suatu kehormatan terseniri bagi saya ketika saya diminta oleh Presenter Kondang dari MG mbak Istiqomah untuk bercerita pengalamannya mengikuti pelatihan menulis buku dalam acara Talk Show tersebut.
Subhanallah, nikmat Allah yang manakah yang masih kita ragukan?
5 Ramadhan 1438 H
Yasmi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah... alhamdulillah... luar biasa. Mantap semangatnya. Spirit inilah yang mengubah rasa tidak bisa menjadi bisa, ragu menjadi mampu. Sukses ya. Barakallah...
Hormat saya untuk bunda Yasmi. Semangatnya luar biasa. Menginspirasi banyak orang. Semoga sehat selalu ya bunda. Tulisannya kereeen... Enak dibaca dan menyentuh sanubari utk ikut bunda menjemput impian.
Subhanallah. Semangat bu. "Nikmat Allah yang manakah yang masih kita ragukan?"
Sebuah momen yang baik untuk kita semua, Bu! Percayalah sebuah perjuangan pasti menuai hasil. Amin. Terus menulis, ya, Bu! Salam untuk seluruh kolega guru di Malang (Batu), ya? Salam literasi!
Allahu akbar. barokallah ya bu. Usaha keras ibu terbukti manis...menginspirasi kami2 yang baru mulai..semangattttts