"SONTOLOYO"
“SONTOLOYO”
Ungkapan “politik sontoloyo” yang terucap dari Presiden Jokowi merupakan suatu reaksi yang spontan akibat perkembangan perpolitikan di Indonesia yang cenderung semakin kurang kondusif
Jaman sekarang sudah politik adu program, kontestasi program, adu gagasan, adu ide, adu prestasi, adu rekam jejak. Kalau masih pakai cara-cara lama, itu namanya politik sontoloyo” ujar Jokowi dalam wawancara media seusai membuka Trade Expo Indonesia di ICE BSD, Tangerang Selatan, (https://geotimes.co.id)
Ungkapan tersebut mengundang reaksi pro dan kontra dikalangan politisi. Saya tidak akan membahas tentang reaksi ungkapan tersebut, sebab saya bukan politisi. Saya hanya akan meminjam ungkapan tersebut untuk saya gunakan pula dikalangan saya.
Jika saya sebagai pengawas sekolah menggunakan dan sedikit momodivikasi ungkapan “politik sontoloyo” menjadi “guru sontoloyo” akan-kah menimbulkan reaksi pro dan kontra juga dikalangan guru-guru?
Yuuk, kita cermati guru-guru saat ini. Guru-guru zaman now tentu sudah tak perlu dingatkan membuat program, sudah punya gagasan baru, punya ide yang brilian, punya semangat juang untuk berprestasi, inovatif, kreatif dan lain sebagainya. Bukan lagi guru sontoloyo, yang hanya merasa nyaman duduk terhenyak di zona nyaman.
Guru yang duduk nyaman di zona ini, merasa dia sudah merasa pintar, merasa mampu mengajar, merasa sudah maksimal dengan apa yang sudah dilakukannya dalam mencerdaskan anak bangsa. Merasa sakit jika zona nyamannya terusik. Merasa marah jika kekurangannya tersingkap, kelemahannya sulit untuk diungkap, apalagi karakternya dalam bersikap.
Guru inipun akan selalu menghindar jika kita supervisi, melihat pengawas datang pasti benci, berdoa supaya cepat pergi. Jika diskusipun sulit diajak kompromi, maunya menang sendiri. Pengawaspun segan unjuk gigi, kalau unjuk gigipun pasti rugi. Wong mereka pura-pura baik hati, padahal mereka tidak peduli. Memangnya lo siapa, sudah sana cepat pergi. Kadang pengawaspun gigit jari.
Lain dengan guru zaman Now.
Jika pengawas datang selalu berseri, seakan senang ditemani. Mereka suka diajak berdiskusi, masuk kelas apalagi. Mau dimana pengawas duduk mereka tidak peduli, yang penting siswa terawasi.
Guru zaman Now, tidak betah di zona nyaman. Mereka selalu mengajar penuh senyuman, membuat siswa belajar dengannya merasa aman. Guru zaman Now guru idola siswa, mengajar selalu ceria, siswa belajarpun dengan suka cita.
Mengajar siswa tidak pernah marah, semua siswa merasa terasah. Siswa nakalpun tak pernah gundah, , mendidiknya tak pernah menyerah, sampai mereka bisa berubah. Menjadi deposito amal untuk ke Jannah, inilah guru yang amanah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga di indonesia semakin banyak guru yang amanah dan kelak berjumpa di Jannah
setuju bundo, semoga tulisan ini bisa jadi bahan intropeksi bagi guru, mereka guru yg mana
Betul bunda, guru jaman Now, semua tetap slow, akhirnya jadi wow... Keren bunda kalimat tertata indah. Sukses selalu dan barakallah