“CANDUANG MENDUNIA” (Bag.11)

Kieh Jo Kato

(Lanjutan)

Suko ma ambiak muko (suka mengambil muka)

Suko ma ambiak muko, kata kiasan bagi seseorang yag suka mengambil muka terhadap atasannya. Menjilat, memuji-muji atau menyanjung saja. Agar atasan suka atau simpati padanya, maka ia kemukakan yang baik-baik saja. Ada juga orang yang mengambil muka kepada masyarakat/orang banyak. Menonjolkan diri kalau dia bekerja keras, dia yang punya inisiatif dan lain lain. Ini merupakan sifat orang yang tidak baik, jadi jangan di tiru.

Ndak maangok kalua badan (tidak bernafas ke luar badan)

Ndak maangok kalua badan, kata kiasan untuk menyatakan suatu keadaan yag bisa di selesaikan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan sendiri atau oleh keluarga, belum melibatkan orang lain di luar keluarga inti. Meskipun kita dalam hidup bermasyarakat harus saling tolong menolong.

Sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan satu sama lain, kita tetap dan harus saling menjaga kerukunan. Saling bisa menjaga sikap toleransi. Sebagaimana yang diajarkan dalam adat berikut;

Lamak di Awak Katuju di Urang (enak di kita disukai oleh orang)

Makna simbolik dari kata lamak diawak katuju diurang adalah; apapun yang kita lakukan, sebelum bertindak, hendaklah memikirkan akibat yang mungkin ditimbulkan. Setiap tindak tanduk dan perilaku janganlah sampai merugikan orang lain. Artinya setiap hal yang kita lakukan haruslah memberikan manfaat kepada orang lain.

Bukan hanya dalam berbicara, tetapi dalam bertindakpun kita harus hati-hati. Jaga hati dan perasaan teman, sahabat, apalagi orang tua kita. Sebagaimana petuah yang disampaikan dalam adat yaitu;