Dra. Yasmi, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
#tantangan  menulis  H9  “CANDUANG MENDUNIA” (Bag.8) Sumbang  Duo Baleh(sambungan)

#tantangan menulis H9 “CANDUANG MENDUNIA” (Bag.8) Sumbang Duo Baleh(sambungan)

#tantangan menulis H9

“CANDUANG MENDUNIA” (Bag.8)

Sumbang Duo Baleh(sambungan)

Menurut Angku Yus Dt. Parpatiah (Seri Pituah Ayah). Parampuan indak babudi ibarat bambu indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, parampuan tak punyo malu bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih sumangek jati diri, tanpa power tanpa wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak, malu tipih mangulik dasun, cayia lah martabat parampuan, abih tuah binaso diri.

Dek sabab karano itu, supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo ba tuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang duo baleh rang namokan. Itulah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang adat sopan santun.

Adapun Sumbang Duo Baleh tersebut adalah;

1. Sumbang Duduak. Duduk sopan bagi perempuan Minang adalah bersimpuh. Bukan bersela seperti laki-laki, yang paling tercela kalau mancongkong, atau duduk dengan sebelah lutut ditegakkan. Seperti orang tua duduk di lepau.

Jika duduk di kursi, rapatkan paha posisi sedikit menyamping. Jangan sampai kaki diangkat dan ditindih.

2. Sumbang Tagak. Perempuan dilarang berdiri di depan pintu atau di tangga. Jangan berdiri di pinggir jalan jika tidak ada yang dinanti. Sumbang berdiri dengan laki-laki yang bukan muhrim. Saat berdiripun, perempuan diatur untuk berdiri dengan sopan, tidak berkacak pinggang

3. Sumbang Bajalan. Berjalan mesti dengan muhrim, minimal dengan anak kecil atau teman sejenis. Jangan tergesa-gesa, lemah gemulai. Dalam istilah Minang; bajalan bak si ganjua lalai, pado manampuah suruik nan labiah, alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati, Artinya lemah lembut, gemulai tapi tegas. Jika berjalan sesama besar jangan berbanjar menghalangi jalan, ingat orang di belakang. berjalan dengan orang tua atau dengan orang laki-laki, perempuan mengiring di belakang, begitu adat yang dipakai.

4. Sumbang Kato. Berkatalah dengan lemah lembut, berkatalah sedikit-sedikit agar paham maksudnya, jangan serupa murai batu atau serupa air terjun. Jangan menyela atau memotong perkataan orang, dengarkanlah dulu hingga selesai. Berkata-katalah yang baik, jangan mengatakan tentang kematian pada saat mengunjungi orang sakit. Begitu ajaran sopan santun perempuan Minang.

5. Sumbang Caliak. Gadis Minang dilarang saling bertatapan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Ia haruslah menundukan dan menjaga pandangannya. Saat ada tamu, sebisa mungkin untuk tidak melihat jam terlalu sering. Karena dianggap tengah mengusir tamu secara halus.

6. Sumbang Makan. Gadis atau perempuan Minang pantang makan sambil berdiri atau berjalan. Makanlah secukupnya, makan pelan-pelan. Sebisa mungkin tidak berbicara saat makan kecuali sangat penting. Jangan berbunyi saat makan (mancapak). Jika makan dengan sendok garpu, jangan sampai berbunyi, begitu adat mengajarkan.

to be continued

Canduang, 27/1/20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post