“CANDUANG MENDUNIA”(Bag.22)

Tau Jo Nan Ampek (part.3)

5. Tau jo Kato Nan Ampek,(Tahu dengan Kata Yang Empat).

Dalam adat Minang, pengertian kato atau kata dalam Kato Nan Ampek merupakan kata dalam makna tersirat. Sedangkan makna tersuratnya berupa aturan atau norma-norma yang berlaku di Ranah Minang. Pengungkapannya selalu dengan cara peribahasa, petatah, petitih.

Dari beberapa literature saya temukan. Aturan itu dijadikan pdoman dalam hidup dan kehidupan masyarakat di Minangkabau. Terutama dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Kato Nan Ampek tersebut adalah; kato pusako, kato mufakat, kato dahulu serta kato kamudian.

- Kato Pusako (kata pusaka).

Merupakan kata yang diwarisi turun temurun. Maksudnya, semua aturan, ketentuan-ketentuan yang disampaikan dalam bentuk mamang, pepatah, petitih adat yang disampaikan turun temurun.

Hakekat kato pusako terletak pada “bakato sapatah sadang” (berkata sepatah sedang). Kato pusako aturan dan pedoman yang harus ditaati, tidak boleh dilanggar atau disanggah. Seperti pepatah Minang; rumah sudah tukang dibunuah, nasi masak pariuak pacah,(rumah sudah tukang dibunuh, nasi masak periuk pecah).

Termasuk kata pusako itu al; “Nan babarih nan bapahek, nan baukua nan bajangko, mamahek manuju barih, tantang bana lubang katabuak, manabang manuju pangka, malantiang manuju tangkai, tantang bana buah ka rareh, kok manggayuang sabana putuh, malantiang sabana rareh.” (yang berbaris yang dipahat, yang berukur yang berjangka, pas betul lobang yang akan ditembus, menebang munuju pangkal, melenting menuju tangkai, pas buah akan jatuh, kalau menggayung benar-benar putus, melenting benar-benar jatuh).

- Kato Mufakat, yaitu hasil kesepakatan keluarga ataupun masyarakat Minang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh anggotanya.

Bulek aie ka pambuluah, bulek kato ka mufakat.

(bulat air kepembuluh, bulat kata di mufakat)

Nan elok diambiak jo mufakat, nan buruak dibuang jo paretongan.

(yang baik diambil dengan mufakat, yang jelek dibuang dengan perhitungan)

Bulek buliah digolongkann (bulat boleh digulirkan)

Picak buliah dilayangkan.(pipih boleh dilayangkan).

- Kato Dahulu, kata ditepati.

Maksudnya, semua kata-kata atau janji yang pernah diucapkan harus ditepati. Sesuai dengan pepatah berikut; hendak mulia tepati janji, hendak teguh paham dikunci. Artinya, jika ingin dimuliakan orang, kita harus selalu menepati janji, jangan suka membuka rahasia atau aib orang.

- Kato kemudian,kato dicari.

Maksudnya, kata yang sudah disepakati dirubah lagi, karena manusia bersifat khilaf, benar tidak sekali dapat piker tidak sekali dating. Akhirnya dicari lagi kata sepakat yang baru. Mencari yang hak dan membuang yang bathil.

Biasanya kata kemudian, kata yang dicari ini pada prinsipnya dilarang. Sebab sudah merupakan kata beralasan.

Meskipun demikian, pepatah Minang mengatakan; “warih sia nan ka dijawek, pusako sia nan kaditolong, bajalan tatap di nan pasa, bakato tatap di nan bana.”

(waris siapa yang akan dijawab, pusaka siapa yang kan ditolong, berjalan tetap di yang pasar,berkata tetap di yang benar.

To be continue

Canduang 15/2/20