Dr. David Sukardi Kodrat, MM. CPM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AKAR KEMISKINAN

AKAR KEMISKINAN

Pada jaman batu, semua orang bebas memiliki lahan, tanpa terkecuali. Pada waktu itu, ada satu keluarga yang setiap hari pergi ke tengah-tengah hutan dan menebangi hutan secara rutin. Dari hasil penebangan tersebut diperolehlah lahan yang semakin lama semakin luas. Oleh orang ini ditanamilah dengan tumbuhan kebutuhan sehari-hari. Dari awalnya hanya cukup untuk dimakan satu keluarga, akhirnya bisa juga dibagi ke tetangga-tetangga sekitar. Meskipun demikian, hasil panen tetap masih berlimpah. Akhirnya dibawa ke desa sekitar untuk dibater dengan barang-barang lain.

Alhasil orang ini semakin kaya. Orang-orang sekitar menyebutnya dia orang beruntung, Orang yang rajin. Orang yang mau bekerja keras. Orang yang kreatif. Namun, hanya sedikit orang saja yang mau mengikuti cara kerja dan jejaknya.

Hasil penelitian lain di Belgia menunjukkan ada 20 mahasiswa dengan dasar dan keterampilan yang sama. Oleh dosennya, mereka diberi tantangan. Mahasiswa diminta untuk membuat mantel wol dari bulu domba. Hasil jadi per mantel wol ini dihargai US$10. Menariknya hanya 10% saja yang mendapat penghasilan tertinggi. 70% dengan penghasilan rata-rata, dan sisanya sebanya 20% dengan hasil rendah.

Dengan melihat kedua analogi di atas, maka pertanyaannya adalah dari mana akar kemiskinan? Jawabannya adalah bersumber pada setiap pribadi atau personal masing-masing. Bukan salah lingkungan, bukan salah orang lain, dan juga bukan salah siapa-siapa, tetapi salah diri kita sendiri. Faktanya orang takut menyalakan diri sendiri.

Rubah cara kerja kita. Ubah cara berpikir kita, dan ubah hal-hal buruk dalam hidup kita, maka kita pun akan mempunyai hasil yang berbeda.

Mumpung ini di akhir tahun 2024, buatlah resolusi positif untuk diri kita dan buat target-target tahun 2025 agar impian-impian yang kita impikan terwujud di tahun 2025. Salam perjuangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin. Kadang kala prinsip seseorang bhw rejeki itu sdh ditentukan Tuhan. Nah...alasan tsb menjadikan orang tertentu unt tdk berusaha. Bgtu mungkin p doktor

14 Dec
Balas

Benar ibu.... Semoga banyak orang yang sadar bahwa berusaha dan berjuang bersama Allah, semua jadi bisa. Manusia melakukan yang kita bisa. Tuhan melakukan yang aku tidak bisa.

15 Dec



search

New Post