Dr. Dra. Desmi Irianti, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Welcome Naira (Tantangangurusiana hari ke 72)

Pagi tadi sekitar jam sembila tiga puluh lima menit aku dikejutkan dengan bunyi hapeku. Aku nyaris tidak mendengarnya, karena asik membaca storan tugas on line siswalu melalui WA di android. Hape samsung lipat hitam itu aku tarok di meja kamar. Bergegas aku berjalan ke kamar dan membuka hape tersebut. Tertera nama yang aku kenal sekali dengan orangnya. Dia adalah Nelsi. Seorang perawat rumah sakit jiwa tempat Naira dirawat. Begiru seringnya aku membezuk Naira membuat aku kenal dan akrab dengan beberapa perawat rumah sakit itu. "Hallo, Assalamualaikum Nelsi, maaf ibu terlambat mengangkat telponnya. Ada apa ya". "Waalaikumsalam ibu. Seperti hasil diskusi kita dengan dokter Harun dua hari yang lalu tentang Naira bu", terdengar suara Nelsi begitu hati-hati berkata.

"Hari ini Naira sudah boleh pulang bu. Keluarga intinya diperbolehkan menjemput ke rumah sakit. Terutama suami Naira. Ada beberapa hal yang akan disampaikan dokter Harun kepada suaminya".

"Teimakasih Nelsi, ibu akan sampaikan kepada Rio dan akan menjemput Naira siang ini setelah pulang sekolah dan Rio pulang kantor", jawabku dengan penuh harap.

*******

Lima belas menit kuperkirakan waktu yang cukup untuk sampai di rumah Roy. Aku buka aplikasi grab. Mudah2an tidak begitu lama menunggu kendaraan yang dipeaan. Dari aplikasi kulihat grab sudah mengarah kealamatku. Mobil avanza dengan nomor plat BA 12314 GA warna putih. 

Pas jilbabku selesai terpasang kudengar hapeku berbunyi. Kulihat. Ternyata dari sopir grab. Beegegas aku ke luar rumah dan mengunci pintu. 

"Maaf bu. Ini panggilan dari bu Mira", tanya sopir grab dengan ramah. "Benar pak", jawabku sambil membuka pintu mobil dan masuk.

"Lurus ke arah jalan Yos Sudarso pak. Nanti ada tetlihat gang dan kita masuk ke gang tersebut ya pak".

********

Mobil berhenti tepat di depan rumah Roy. Kulihat pintu terturup rapat. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Aku minta sopir grab untuk membunyikan klakson mobil. Tetap tidak ada pintu yang terbuka. Aku memutuskan unruk.lankut saja menuju rimah sakit.

Tiga seperempat aku sampai di rumah sakit tempat Naira dirawat.  Setelah melakukan pembayaran grab aku segera menuju ke ruang pelayanan. Ada dua orang suster dan satu dokter terlihat serius berbicara. Kudengar ada nama Naira yang diaevut dalam percakapan mereka. Dadaku berdegup kecang sekali. Ada apa lavi dengan Naira. Gagalkah Naira pulang hari ini. Apa yang trrjadi dengan dirinya. 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post