Tiba dipelabuhan Bayat sebelum ashar, rombongan disambut masyarakat. Kelapa muda pun diambil walaupun belum langsung diminum saat itu menunggu beduk maghrib karena beberapa diantara kami ada yang puasa khamis.

Sebelum azan berkumandang, kami persiapan sholat berjemaah ke masjid. Di desa Bayat terdapat dua masjid yakni masjid Annur dan Al Wustqa. Karena masjid Jamik Al Wustqha tidak jauh dari pelabuhan dengan berjalan kaki kamipun bergerak kesana. Masjid Jamik ini terletak dipinggir jalan, menghadap kelaut, namun kiblatnya mengarah ke bukit. Posisinya lebih tinggi dibandingkan rumah penduduk sehingga bila kita memangarahkan pandangan kedepan akan terlihat laut biru, perkebunan cengkeh, kelapa dan sayuran milik warga. Hutan yang kelihatan dari masjid tersebut ternyata memiliki sumber mata air serta air terjun yang selalu mengalirkan air walupun dimusim kemarau, sehingga masyarakat disekitar pulau Bayat, juga kapal-kapal nelayan, Tangboat, serta Pukat mayang selalu singgah di Kampung air Bandung desa Bayat ini untuk mengisi persediaan air bersih mereka. Kedepan apabila ada investor pengolahan air dalam kemasan berinvestasi disini, tentunya bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Saya diminta mengimami sholat ashar, usai shalat jemaah mulai mengatur posisinya karena acara akan dilanjutkan dengan KHATAMAN Al quran. Khataman sore itu agak berbeda, karena pesertanya ibuk-ibuk lanjut usia. Ada sembilan orang yang sudah dianggap layak ikut khataman, mulai dari usia 38 hingga 60 tahun. Nama-nama mereka berciri khas Melayu modern yaitu :Salima, Reni Anita, Aminah, Mardiana, Nurizam, Sutinah, Salmah dan Tohanis, kesemuanya mendapatkan sertifikat dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Anambas.

Keikut sertaan mereka khataman sore hari itu adalah berkat kemauan keras dan perjuangan PENYULUH AGAMA HONORER (PAH) anambas ibu Maisarah. Di era new normal pandemi Covid-19 saat ini, ibu penyuluh tersebut langsung datang kerumah "santri"nya mengajarkan ayat-ayat suci Al Qur'an, dan membuahkan hasil seperti yang kami lihat petang itu.

Saat menyampikan pengarahan saya berpesan bahwa menuntut ilmu itu sepanjang haya (Minal Mahdi ilal Lahdi).

Semoga khataman LANSIA ini menjadi motivasi bagi penyuluh agama lainnya serta para generasi muda.

Selama dua hari satu malam kami di Desa Bayat, ada beberapa kegiatan pembinaan langsung kepada masyarakat yang kami lakukan. Selain khatamn Al quran juga mghrib mengaji di Masjid Annur dan Kampung Air Bandung, subuh keliling di masjid jamik Al Wustqha, takziah serta mengimami sholat jenazah warga, khatib sholat jum'at, sosialisasi penyelenggaraan haji dan umroh dirangkai dengan pembinaan majelis taklim.

Bagi keluarga besar Kemenag Anambas , kegiatan seperti ini bukanlah yang pertama kami lakukan. Ada banyak Kecamatan dan Desa sudah kami singgahi, melakukan pembinaan dan bermalam dirumah warga. Berkunjung kepulau-kepulau sambil menikmati indahnya alam Anambas. Laut nya jernih, terumbu karang nan cantik, ikan berlimpah dan masyarakat yang ramah, merupakan suatu kebahagiaan, apalagi selalunya kami membawa serta keluarga, sehingga terjalin rasa ukhuwah/kebersamaan sebagai sebuah team work.

Waktu akan terus berlalu, semoga apa yang kami lakukan ini bisa memberikan motivasi untuk pengamalan ajaran agama yang lebih baik.

Anambas, 10-11 Desember 2020.

Kakankemenag Anambas Berikan Penjelasan Terkait Sosialisasi dan Pembinaan Haji Untuk Majlis Ta'lim https://kepri.kemenag.go.id/page/det/kakankemenag-anambas-berikan-penjelasan-terkait-sosialisasi-dan-pembinaan-haji-untuk-majlis-ta-lim

Khataman Al Qur'an Jadi Kegiatan Pembuka Kunker Kemenag Anambas https://kepri.kemenag.go.id/page/det/khataman-al-qur-an-jadi-kegiatan-pembuka-kunker-kemenag-anambas

Kakankemenag Mengisi Maghrib Mengaji di Masjid An-Nur Desa Bayat https://kepri.kemenag.go.id/page/det/kakankemenag-mengisi-maghrib-mengaji-di-masjid-an-nur-desa-bayat

Mengingat Kematian Menjadi Bahasan Saat Subuh Keliling Oleh Kakankemenag Anambas https://kepri.kemenag.go.id/page/det/mengingat-kematian-menjadi-bahasan-saat-subuh-keliling-oleh-kakankemenag-anambas