Kau tampak gelisah jika pukul tiga pagi belum menulis. Kau acak-acak poni dan kau helakkan nafas. Segera kau raih PC dan menyelesaikan tulisan. Untaian kata demi kata kau susun sedemikan rupa menjadi kalimat yang menggugah rasa. Menebar makna bagi para pembaca. Orang menanti tulisanmu. Apapun yang kau tulis.

Seakan kau adalah pabrik kata yang tiada henti berproduksi. Produkmu berbagai macam jenis. Ada cerpen, opini, kolom, best practice, pentigraf, karya tulis ilmiah dan lain-lain. Kau katakan bahwa menulis adalah caramu menyampaikan ilmu bermanfaat untuk mencapai surga.

Beberapa waktu terakhir kau tampak hanya menulis satu jenis tulisan saja. Kaupun dipertanyakan banyak orang. Kenapa kau hanya menulis satu macam tulisan. Cerpenlah yang kau pilih. Cerpen dengan aroma roman dan bingkai agama. Kau poles dengan unik dan menggugah minat pembaca untuk menyusuri kata demi kata. Kau lakukan ini demi satu kata yaitu label. Ya, kau ingin mendapat lebel bahwa dirimu seorang cerpenis.