RINA PARLINA

Saya seorang Dokter hewan praktisi yang mempunyai hobby menulis sedari kecil, lahir di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Surabaya untuk kemudian kembali ke tan...

Selengkapnya
Navigasi Web
JANGAN TAKUT KOTOR
Ilustrasi ketrampilan tangan

JANGAN TAKUT KOTOR

Pagi itu Tamy sibuk mempersiapkan bahan ketrampilan untuk anak semata wayangnya sesuai petunjuk tugas dari gurunya kemarin lusa, yaitu membawa selembar baju kaos putih bekas. Seperti biasa, dia yang paling sibuk melakukan serangkaian kewajiban seorang Ibu di pagi hari hingga ditutup dengan mengantar anaknya yang masih TK B ke sekolah. Selanjutnya dia pun melangkah tenang pulang ke rumah untuk melanjutkan pekerjaan rumah tangga lainnya. Berharap saat anaknya pulang dan suaminya istirahat siang maka hidangan makan siang sudah siap disantap. Tanpa perlu tahu prosesnya mencuci, menyapu, mengepel, memasak, dan merapikan kamar tidur anaknya yang berantakan.

Tepat pukul 11.00 wita, semua sudah selesai dikerjakan seperti hari-hari sebelumnya. Saatnya menjemput si jagoan di sekolahnya. Tak sabar hatinya ingin melihat hasil ketrampilan anaknya hari itu, entah pelajaran apa yang diberikan gurunya hari ini. Dibuat boneka, lukisan, atau bantal ? Entahlah, segera dia bergegas pergi biar segera sampai di tujuan.

Cuaca panas terik, sesampainya di halaman sekolah, pemandangan kaos berwarna-warni cerah berjajar rapi di batang bambu. Tamy tersenyum simpul, dia sudah mulai membayangkan kalau anak-anak hari ini ditugaskan membuat lukisan tangan dengan cat warna-warni. Terkadang dari warna kesukaan mereka maka karakter anak bisa saja dikenali, demikian yang pernah dia baca pada sebuah buku jaman dia masih gadis. Tamy mengamati jejeran jemuran kaos putih yang sudah berubah warna dengan warna dan gambar bermacam-macam. Ada sebuah nama di bawah lukisannya. Namun saat baju ketujuh, langkahnya dikejutkan dengan sentuhan tangan mungil menarik ujung bajunya dari belakang.

"Bunda, baju Rama tidak ada di sana ko,Bunda tidak akan menemukannya", ucapnya datar.

"Lohhh...kenapa sayang ? kan tadi sudah Bunda bawakan di dalam tas mu, apa tidak cerita ke Bu guru Rani ?", Tamy memandang wajah polos anaknya dengan heran.

Anak laki-laki berusia enam tahun yang wajahnya sangat mirip Tamy itu pun mengeluarkan baju kaos putih dari dalam tas sekolahnya.

Tami segera membuka lipatan baju tersebut dan menentengnya mencari secuil warna di sana, namun tidak menemukannya sama sekali, baju itu masih sama seperti pagi tadi, bersih tanpa noda.

"Rama tidak mengerjakan tugas berwarna hari ini nak ? kenapa ?" wajah Tamy terlihat kecewa, namun mimik muka Rama anaknya pun masih datar, polos tanpa dosa.

Tamy membungkuk mendekatkan wajahnya lalu memandang lekat mata anak laki-laki itu yang mirip belahan jiwanya, memohon jawaban jujur anaknya.

"Bunda bilang, Rama gak boleh main kotor, cat warnanya buat kotor baju dan tangan Rama", sahutnya polos tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Tamy terbahak tanpa sadar kalau dia masih berada di halaman sekolah dan obrolan mereka telah mengundang senyum orang sekitanya.

Banjarbaru, 18 Februari 2021

#Tantangan Menulis Dokter Hewan hari Ke-4 #

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hehe.. anak pintar itu namanya

19 Feb
Balas

Gambaran anak jaman now

19 Feb
Balas

Cerdas anaknya ..

19 Feb
Balas



search

New Post