RINA PARLINA

Saya seorang Dokter hewan praktisi yang mempunyai hobby menulis sedari kecil, lahir di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Surabaya untuk kemudian kembali ke tan...

Selengkapnya
Navigasi Web

KENANGAN JOGYAKARTA

Kisah ini terjadi awal tahun 2005 di Jogyakarta, saat untuk pertama kalinya aku berani pergi bersama kedua sahabatku Erma dan Hayati untuk mencari ide dan literatur skripsi. Kami menaiki kereta dari Surabaya menuju Jogya selama enam jam perjalanan. Selama dalam perjalanan kami bertemu rombongan biarawati yang katanya akan melakukan pendidikan, sehingga banyak obrolan yang menarik tentang hidup mereka sampai memutuskan menjadi seorang biarawati. Perjalanan pun yang kukira akan banyak membuatku tertidur, ternyata malah banyak mendengarkan cerita positif.

Sesampainya di Jogyakarta kami bertiga tinggal di kontrakan Maryati, adik kandung Erma yang kuliah di Universitas Gajah Mada. Berharap kami tidak menumpang lama, karena sehabis mendapatkan ide dan literatur pendukung kami harap, kami bisa langsung pulang. Tiap hari kami mengikuti Maryati ke kampusnya, untuk kemudian seharian berada di ruang perpustakaannya sambil menunggu Maryati selesai kuliah. Jarak kost an dengan kampusnya tidaklah jauh, jadi bisa ditempuh dengan hanya jalan kaki. Tak lupa kami selalu dokumentasikan tempat yang menurut kami menarik dan tentunya selalu ada foto selfie kami. Saat itu kamera hape tidak secanggih sekarang, bahkan android pun belum ada. Maka kamera yang memakai gulungan roll film sudah sangatlah mewah saat itu. Maryati yakin, kameranya masih tersisa banyak setelah kedatangan orangtuanya tiga minggu lalu. Biasanya ada 36 film alias biasa disebut klise dengan bonus dua sampai empat film tergantung merk roll filmnya.

Berkat ketekunan kami akhirnya hanya seminggu saja di Jogyakarta, selain karena uang juga sudah mulai menipis. Untung biaya hidup di Jogya sangat ramah di kantong. Saat itu masih banyak ATM mengeluarkan lembaran dua puluh ribuan sehingga kami benar-benar sangat bisa menghemat sangu yang dibawakan oleh orangtua kami. Sesampainya di Surabaya, tak sabar ingin melihat kenangan di Jogya lewat foto-foto kami. Kami bertiga membawa kamera milik Erma ke studio foto, proses pencuciannya tidak langsung jadi, bisa sampai satu atau dua hari baru kami bisa menikmati hasil jepretan itu. Sampai akhirnya petugas studio foto berkata,"Mbak, mana roll filmnya ? Ini kosong isinya". Sontak kami bertiga terperangah melihat bagian bawah kamera yang tempat diletakkannya roll film itu telah kosong. Kami hanya bisa saling pandang, dan menyalahkan diri sendiri kenapa kami tidak mengeceknya dulu ketika akan memakainya. Kini, kenangan Jogyakarta hanya ada dalam ingatan, mungkin hanya enam lembar tiket kereta api pulang pergi kami bertiga sebagai bukti bahwa kami pernah kesana,dan itupun entah kami buang kemana.

#Tantangan Menulis Dokter Hewan Hari ke-8#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kenangn dalm hati. Sangt kecewa. Ttp hasil nya ada di MGI jadi cerita. Sukses bund

23 Feb
Balas

Bener bu...salam literasi

23 Feb



search

New Post