RINA PARLINA

Saya seorang Dokter hewan praktisi yang mempunyai hobby menulis sedari kecil, lahir di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Surabaya untuk kemudian kembali ke tan...

Selengkapnya
Navigasi Web

LANGKAH KEBENARAN

Rania masih menunduk, menenggelamkan wajah dan mungkin ingin sekali menyembunyikannya seperti seekor kura-kura. Suara bu guru yang mengumumkan bahwa akan segera dipasang CCTV untuk mengetahui dengan jelas siapa pencuri barang aset kelas selama seminggu terakhir. Sementara si kembar Nia dan Tia sahabat barunya yang duduk sebangku dengannya terlihat tenang. Kelas laksana ruangan sidang, suasananya mirip seperti dia menghadiri sidang penabrak kakaknya lima tahun lalu. Dingin menusuk ke tulang meski bukan disebabkan oleh angin yang berhembus dari jendela tua disampingnya. Suara bu guru yang lantang seperti sebuah bom yang sedang dirakit, terlalu pelan dan hati-hati namun semua tahu bahwa akan tiba masanya meledak.

Siang itu seperti biasa Rania ditahan kedua sahabatnya si kembar untuk pulang. Dia terdiam di kelas, matanya yang terlihat sembab nanar memandang sekeliling dinding kelas. Kosong, sekosong hatinya, tidak ada lagi hiasan kelas atau pigura berisi aturan kelas, cermin ataupun lukisan hasil karya para siswa terdahulu. Hatinya bergejolak, pikirannya berputar dan suara-suara riang serta berbagai nasihat orang-orang yang sering dijadikannya tempat curhat mulai bergantian terngiang. Tidak ada sesuatu yang terlambat, dan Rania pun akhinya memutuskan mengayun langkahnya segera pulang untuk mengakhiri semua perang batinnya.

Keesokan harinya, Rania yakin keputusannya benar. Langkahnya serasa berat menuju ruangan wali kelasnya. Wanita yang disebut bu guru Ria itu memiliki wajah mirip dengan artis yang terkenal dengan bulu mata anti badainya, inces Syahrini. Ada dua tas besar yang dibopong Rania untuk diletakkan dimeja bu Ria hingga membuat wanita itu memandangnya penuh tanya. Rania duduk tanpa dipersilakan, matanya lurus memandang manik mata bu Ria, helaan nafas panjangnya mengawali kalimatnya. " Bu, ini semua adalah barang-barang kelas yang dicuri selama satu minggu ini saya kembalikan, dan pelakunya adalah si kembar kleptomania Nia dan Tia, barang-barang ini hanya ditaruhnya di rumah saya sebagai koleksi curiannya". Gadis yang baru saja berusia tujuh belas tahun itupun merasa tugasnya untuk menjadi anak baik baru saja dimulai. Diapun berdiri meninggalkan bu Ria yang masih melongo dan mungkin nyaris pingsan.

#Tantangan Dokter Hewan menulis Hari Ke-23#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ustadz

09 Mar
Balas

saya emak-emak bapaksalam literasi

10 Mar



search

New Post