RINA PARLINA

Saya seorang Dokter hewan praktisi yang mempunyai hobby menulis sedari kecil, lahir di Banjarmasin dan dibesarkan di kota Surabaya untuk kemudian kembali ke tan...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEBUAH KEBINGUNGAN

Atika sedari tadi hanya berdiam di depan meja belajarnya dengan selembar kertas dan pensil. Matanya kadang memandangi langit-langit kamar, kemudian beralih kembali ke kertas HVS nya yang masih putih bersih. Dia masih kelihatan bingung, sementara ingatannya kembali ke pelajaran sekolah minggu kemarin tentang menulis puisi suasana hati. Sampai detik ini dia tidak tahu apa yang akan dia tulis karena rasanya tak punya bakat untuk menulis puisi,tapi tugas itu harus di kumpulkan besok dan dibacakan di depan kelas setelah diundi oleh bu guru Rahma.

Sampai kurang setengah jam lagi dia berangkat sekolah, tugas membuat puisinya pun belum dikerjakan. Sarapan hari ini tak bisa dihabiskannya, meski omelan Mama sepanjang kereta api dan semakin membuat isi kepalanya seperti benang kusut. Atika benar-benar menyatakan dirinya tak bisa membuat puisi. Papa yang sedari tadi menunggunya di atas sepeda motor dan bersiap mengantarnya ke sekolah ternyata sudah memanggilnya sedari tadi untuk segera memasang sepatunya.

"Atika, kamu masih belum mengerjakan tugas buat puisinya ya", tanya Papa membuyarkan pikiran kusutnya.

"Iya Pak, Bu rahma selalu buat tugas susah-susah", suara Atika terkesan merengek.

"Papa tidak akan mengasihanimu, karena menulis itu bukan bakat, semua orang bisa termasuk kamu, apalagi puisi, kata dalam puisi itu bebas, kamu boleh berekspesi lewat kata semaumu,karena itulah seni".

"Bahasa puisi itu alay," lanjut Atika. Gadis kelas dua SMP itu manyun dan seperti berharap ada keajaiban jika Papa yang punya sampingan sebagai penulis novel itu membuatkannya. Sayang bakat menulis Papa tidak menurun padanya, pikirnya.

"Kamu anak Papa, Papa yakin kamu bisa", lanjut Papa setelah motor mulai melaju menuju sekolahnya.

Sesampainya di kelas, jam tangan menunjukkan sepuluh menit lagi kelas akan dimulai, pelajaran pertama Bahasa Indonesia dengan tugas membuat puisi tentang suasana hati akan segera dikumpulkan.

Atika terlihat sibuk menulis di selembar kertas HVS nya, hingga dibaca oleh teman sebangkunya.

AKU BINGUNG

Tahukah kau jika aku bingung

Andai langit kamar bisa membantuku

Andai motor butut Papa bisa membantuku

Setidaknya aku tidak sebingung ini

Andai aku sepandai penulis itu

Lima menit akan jadi sebuah puisi

Puisi tentangmu

Yaitu bingung

Terlihat Lia teman sebangkunya tertawa terbahak-bahak setelah membaca puisi itu. Atika kembali menegaskan wajah manyunnya. Temannya itu memang terkenal selalu apa adanya jika menilai milik orang. Tapi kali ini dia sedang tidak ingin berdebat, hingga bu Rahma masuk ke kelas dan membuat suasana sedikit tegang menunggu nama yang akan dipanggil kedepan untuk membacakan puisi hasil karya sendiri.

Sesuatu yang ditakutkan semua siswa terjadi pada Atika, namanya pertama kali disebut untuk membacakan puisi karyanya di depan kelas. Dengan langkah gontai, tanpa gugup dia pun membacakan hasil karyaya yang baru saja jadi sepuluh menit yang lalu. Di akhir kata, disambut tepuk tangan seisi kelas dan Bu guru Rahma. Wajah Atika semakin kebingungan, karena menurutnya puisinya itu seharusnya ditertawakan, seperti Lia tadi mentertawakannya.

"Puisimu bagus Atika, " puji bu Rahma." Cara penyampaianmu juga sangat menghayati dan menjiwai, ekspresinya juga pas, kamu pantas dapat nilai bagus".

Atika menelan ludah sambil tersenyum bingung. Bagaimana mungkin, puisinya dibacakan penuh penghayatan dan katanya ekspresinya pas. Jelas saja pas, karena memang Atika sedang bingung asli, bukan dibuat-buat. Gadis itu pun kembali ke tempat duduknya dan merenung kembali bahwa sesuatu itu jika menjiwai akan nyata hasilnya. Yaaa...tugas puisi suasana hati adalah sebuah kebingungan.

#Tantangan Menulis Dokter Hewan Hari Ke 18#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post