Pelayan, identik dengan orang yang menyediakan jasanya untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain. Pekerjaan yang menuntut kesabaran tingkat tinggi terlebih menghadapi orang-orang yang kurang peka terhadap lingkungannya. Siapa orang yang patut dilayani ? Ya, tentu saja mereka yang membutuhkan bantuan. Terkadang ada orang yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan ada juga orang yang pura-pura tegar dengan masalahnya padahal sebenarnya mereka tidak mampu.

Di sekolah, ada orang yang berperan sebagai pelayan dan ada pula orang yang dilayani. Siapakah pelayan sebenarnya? Kita tahu bahwa, di sekolah ada unsur pimpinan dan unsur bawahan. Kepala Sekolah adalah pucuk pimpinan yang menjadi ujung tombak keberhasilan sebuah sekolah. Tetapi sebenarnya dia adalah pelayan di sekolah yang dipimpinnya. Terus, siapa yang dilayani oleh seorang kepala sekolah? Ya tentu saja guru-guru yang merupakan bawahannya. Sesuai dengan ajakan Menteri Pendidikan kita Nadiem Makarim untuk para pengawas dan kepala sekolah untuk mengubah paradigma kepemimpinan yang tadinya sebagai penguasa atau pengendali, atau regulator menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani. Setiap melakukan interaksi, upayakan selalu mengingat bahwa tugas pemimpin adalah membantu bawahan dalam mengerjakan tugas.

Dalam aktivitas keseharian di sekolah, banyak persoalan yang muncul. Persoalan bisa saja bersumber dari guru, wakil ataupun siswa bahkan wali murid yang notabene seharusnya mendukung semua program dan kebijakan sekolah. Hal tersebut menuntut perhatian ekstra dari seorang kepala sekolah agar lebih peka memantau apakah setiap persoalan bisa terselesaikan dengan baik. Dilema memang, ketika kepala sekolah dihadapkan pada suatu persoalan yang pelik seperti siswa yang bermasalah sementara orang tuanya adalah seorang pejabat pemerintahan. Seharusnya permasalahan tersebut cukup menjadi konsumsi interen saja, akan tetapi terkadang melebar pada persoalan lainnya yang tidak berhubungan dengan dunia pendidikan. Miris mamang melihat kenyataan yang menorehkan luka di hati pihak pendidik tapi begitulah adanya. Disinilah dituntut peran kepala sekolah sebagai pelayan yang harus mampu memberikan pelayan ekstra sehingga suasana belajar yang menyenangkan bisa tercipta.