Drs. H. Gusman Piliang, MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KETIKA LOGIKA MEMBISU,  IMAN HARUS BICARA

KETIKA LOGIKA MEMBISU, IMAN HARUS BICARA

RENUNGAN :

#tantangan menulis hari ke 14#

Terasa sedih bercampur haru, pada bulan ini kami tidak bisa memperingati mu semeriah dan se syiar tahun lalu karena situasi bangsa kami dan di belahan dunia lainnya sedang dirundung musibah mewabahnya virus covid 19 yang mematikan dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.

Pada bulan Rajab tepatnya setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam seantero dunia memperingati suatu peristiwa penting dalam sejarah Islam, yakni peristiwa agung Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa yang menjadi awal diperintahkanNya shalat 5 waktu sehari semalam bagi bagi umat Islam, menurut para ulama peristiwa ini terjadi pada tahun ke 10 kenabian Muhammad SAW.

Isra'dan Mikraj adalah dua peristiwa yang berbeda yang terjadi pada diri Rasulullah SAW dalam waktu yang sangat singkat hanya dalam waktu tidak lebih satu malam. Di banyak literatur kitab-kitab dan tulisan-tulisan para pakar sejarah memaparkan bahwa Isra' adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqso (Yurisalem/Palestina). Sedangkan Mikraj adalah peristiwa dinaikkan Rasul ke langit dan terus ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT, dengan berbagai peristiwa yang di alami Rasulullah dalam perjalanan spritualnya itu. Singkat cerita, disinilah Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan kewajiban orang Islam yaitu sholat 5 waktu sehari semalam.

Peristiwa agung dan sakral yang sarat dengan fenomena metafika ini dijelaskan dalam surat Al Isra ayat 1, yaitu :

Allah SWT berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِيْۤ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَ قْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَا ۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

sub-haanallaziii asroo bi'abdihii lailam minal-masjidil-haroomi ilal-masjidil-aqshollazii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas-samii'ul-bashiir

"Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 1)

Sementara inti Isra' Mikraj dijelaskan dalam surat Al Isra' ayat 78 adalah untuk menerima mandat melaksanakan sholat 5 waktu sehari semalam yang merupakan media untuk mencapai kesholehan spritual individu yang mengaku orang Islam kepada Allah SWT. Sholat juga sebagai sarana keseimbangan antara kewajiban manusia sebagai khalifah fil ard dengan penghambaan manusia kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan se isi alam semesta.

Tentunya bagi umat Islam bil khususnya negara kita tahun ini tidak terlihat peringatan Isra' dan Mikraj terasa sepi tidaklah akan mengurangi makna, hakikat dan hikmahnya serta esensi Isra' Mikraj itu sendiri dalam meningkat kesholehan spritual bangsa ini dan tidak akan mungkin kita lupakan kewajiban kita ini sebaga bukti taat dan patuh pada perintah Allah.

Tetapi bukan itu yang menjadi topik kita hari ini. Ada satu hal penting yang dapat kita petik dari sari pati peristiwa Isra' Mikraj, ternyata dalam ajaran Islam tidak semuanya dapat kita nalarkan dengan logika terutama sekali yang menyangkut masalah ibadah dan keimanan. Bagaimana mungkin logika orang tidak beriman menerima peristiwa Isra' Mikraj Nabi SAW yang hanya berlangsung begitu singkat sementara semasa itu 14 abad yang lalu sarana prasana transportasi belum secanggih saat ini. Kalaupun manusia sanggup ke bulan dan planet lainnya hari ini, hal itu ditempuh dalam waktu yang cukup lama sekali dengan sarana pesawat yang sangat canggih pula.

Para orientalis dan orang yang tidak suka dengan Islam mencoba mengeluarkan statemen dan opini untuk melemahkan ajaran Islam yang tidak rasional dan objektif ini, sehingga dikatakan peristiwa-peristiwa gaib termasuk Isra' Mikraj ini hanyalah pembohongan publik dan narasi fiktif serta khayalan belaka Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya.

Sebenarnya jika kita telaah dengan pikiran jernih dan rasa keimanan penuh, dalam surat Al Isra' ayat 1 di atas dapat kita terima bahwa ternyata Nabi Muhammad SAW itu diperjalankan oleh Allah SWT bukan berjalan dengan sendirinya tetapi diperjalankan oleh Allah. Kalau yang berkehendak Allah tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Sekedar analogi, cerita ini setidaknya dapat juga kita jadikan dasar berpikir kita, kenapa se ekor semut kecil mampu berjalan dari Padang ke Jakarta hanya dalam waktu satu setengah jam, ternyata semut kecil itu menempel di baju orang yang sedang naik pesawat dari Padang ke Jakarta.

Kemudian dalam ajaran Islam juga ada d rukun iman yang wajib kita percayai tanpa reserve salah sasatunya adalah Percaya kepada yang gaib-gaib seperti percaya Hari Kiamat dan Percaya pada Qadha' dan Qadar, adanya sorga dan neraka, adanya azab kubur, adanya padang mahsyar dan lain sebagainya, dan banyak contoh lainnya dalam Islam tetutama menyangkut Ketauhidan dan Ibadah.

Oleh sebab itu dapat kita simpulkan bahwa dalam ajaran Islam tidak semuanya harus diukur dengan barometer logika dan nalar rasionalitas manusia semata, perlu adanya pemikiran yang berlandaskan keimanan yang kokoh. Jika kita di hadapan kepada hal yang sedemikian maka "JIKA LOGIKA MEMBISU IMAN HARUS BICARA". Di situlah baru bisa dikatakan umat Islam yang beriman dan bertagwa hanya kepada Allah SWT.

Allahu A'lam....

#muhasabahdiri#

24032020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Agar kehidupan penuh berkah, kita tingkatkan iman dan taqwa. Begitukan da. Barakallahu fiik.

24 Mar
Balas

Iya donk efi.. Tks

27 Mar

MasyaAllah, tulisan keren menewen.... Mantan Bapak

25 Mar
Balas

Hee.. Msh belajar pak.. Mksh

27 Mar

Mantap pak

24 Mar
Balas

Mksh ustad

24 Mar

Iya efi, orang beriman jgn hanya berpikir dengan logika tapi hrs diiringi dengan keimanan.. Mksh

24 Mar
Balas



search

New Post