SALAM CORONA
RENUNGAN :
"KEMBALILAH JIWA YANG HILANG"
Sebahagian besar masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan istilah "Cipika-Cipiki" yang merupakan singkatan dari "Cium Pipi Kanan, Cium Pipi Kiri" sambil berjabat tangan dan berangkulan baik sesama jenis maupun dengan lawan jenis.
Tradisi Cipika-Cipiki konon berasal dari kebiasaan masyarakat Eropa yang dibawa oleh bangsa Spanyol abad 16-17, terus Afrika dan Amerika sampai ke tanah Asia.
Menyapa dengan cara cipika-cipiki juga sebenarnya terdapat di tanah Arab dan Timur Tengah, tradisi ini biasanya hanya dilakukan oleh kaum lelaki saja. Konon di zaman dahulu para pengembala Arab tidak dapat berjabat tangan ketika saling berpapasan karena kedua tangan mereka kotor dan bau. Oleh karena itu mereka kerap menempelkan pipi atau hidung sebagai ganti jabatan tangan.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Pada zaman kerajaan dulu masyarakat Indonesia kerap menyapa dengan cara menundukkan badan atau mencium tangan kepada yang lebih tua sebagai sikap hormat, manut dan kerendahan hati. Tradisi cipika-cipiki di berbagai literatur menyebutkan masuknya ke tanah air sejak zaman kolonial Belanda (yang juga bekas jajahan Spanyol), dimana kemudian tradisi ini telah digunakan oleh kalangan ningrat, orang berpengaruh bangsawan, tokoh politik dan lain sebagainya.
Dengan semankin berkembangnya kemajuan zaman dan berkembangnya hubungan diplomatik antar bangsa dan bebasnya wisatawan masuk ke Indonesia yang juga akan membawa dampak pola pergaulan termasuk tradisi cipika-cipiki telah merambah ke semua strata sosial masyarakat. Tidaklah afdhol jika bertemu tidak dengan cipika-cipiki, dan dianggap kuno (wong deso) baik sesama jenis mapun lawan jenis.
Pemandangan cipika-cipiki sudah dianggap wajar dan lumrah baik dalam acara2 resmi maupun tidak, baik langsung maupun melalui media televisi tanpa rasa risih atau malu, padahal agama (Islam) dan adat sudah memberikan rambu-rambu yang jelas dilarang dilakukan dengan lawan jenis yang bukan mahromnya. Bahkan ironisnya, jika ada lelaki/perempuan tidak sudi berjabatan tangan dengan lawan jenis justeru dianggap tidak wajar, aneh dan asing dan dianggap terlalu berlebihan (ektrim) dalam pengamalan ajaran agama.
Tapi apa yang terjadi hari ini ada fenomena yang kita semua dikejutkan dengan himbauan menghindari berjabat tangan dengan orang lain apalagi cipika-cipiki baik sesama jenis maupun berbeda jenis kelamin. Ditukar dengan "Salaman dengan cara Menyintuhkan Siku" atau cukup dengan isyarat jarak jauh. Bahkan ada negara lain menganjurkan dengan cara menyintuhkan ujung kaki saja.
Ini dilakukan karena adanya sebuah virus yang sangat menakutkan semua negara melebihi takutnya ancaman ledakan bom nuklir atau informasi Al-Quran dimana suatu masa akan datang dunia akan hancur lebur, gunung-gunung akan hancur berterbangan bak kapas ditiup angin. Virus itu disebut para ahli namanya Covid-19/Virus Corona.
Apakah kita belum yakin dan sadar bahwa setiap yang dilarang Agama psstilah ada kemudharatan dibaliknya, dan pasti dibalik perintah Agama akan membawa kemaslahatan. Bagi jiwa yang sarat dengan keimanan akan mengatakan fenomena Covid-19 adalah sebuah peringatan sekaligus musibah, mungkin kita sudah terlalu jauh dan berlebihan dengan kemaksiatan, kezaliman dan mempermainkan agama hanya utk kepentingan sesaat dan tertentu.
Ingat..... QS. At-Taghabun:
"Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"
Akhirnya, marilah kita kembali kepada ajaran agama secara kaffah/komprehensif.
Hari ini sudah beberapa daerah di Indonesia menetapkan Status KLB terhadap penyebaran Covid-19 Virus Corona, himbauan pun keluar dari pemerintah pusat dan daerah untuk tidak melakukan aktifitas di luar rumah dan meliburkan sekolah, serta menutup tempat2 keramaian. Artinya dampak covid-19 sudah begitu mengkhawatirkan di negara kita.
Untuk itu mari kita lakukan :
1. Perbanyak istighfar dan berdoa
2. Ikuti himbauan pemerintah dengan tidak panik dan tetap waspada
3. Kembalikan jiwa hilang terhadap ajaran agama dengan mendekakat diri padaNya.
4. Berdoa untuk keselamatan merebaknya virus corona di Indonesia dan yang sudah divonis positif terinfeksi kita doakan semoga cepat sembuh kembali.... Aamiin..
#muhasabahdiri#
15032020
By. GP
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Allhamdullliah .. luar biasa Pak
Hee.. Mksh buk nel