SENGSARA MEMBAWA NIKMAT
RENUNGAN :
#Tantangan menulis hari ke 24#
Jika kita membaca dan mendengar kata-kata "Sengsara Membawa Nikmat" pikiran kita akan dibawa ke sebuah cerita/novel dan juga telah dipersentasikan ke dalam sinetron/film yang sebagai figur sentralnya "Midun dan Kacak" dan alur ceritanya itu masih melekat kuat dalam ingatan kita, bagi yang membaca dan yang menyaksikan sinetron tersebut akan terbawa arus kesedihan membuat kita menangis dan sekali-kali tertawa melihat tingkah pemerannya yang lucu.
Novel menarik ini diterbitkan oleh Balai Pustaka karya St. Sati yang pertama kali terbit pada tahun 1929. Bagi orang Minangkabau cerita Sengsara Membawa Nikmat tidaklah asing yaitu mencerita tokoh Si MIDUN yang baik dan gagah tetapi ada sosok yang iri kepadanya yakni SI KACAK dari keturunan bangsawan yang kaya raya tetapi mempunyai karakter buruk dan jahat.
Di sisi lain, Midun digambarkan sebagai sosok warga biasa, yang baik hati, sopan dan berbudi pekerti yang baik sehingga kerabat dekat dan warganya kampungnya sangat senang dan suka dengan dia, di samping itu juga si Midun seorang pendekar silat yang hebat, juga seorang pemuda yang alim. Dengan sifat dan karakter Midun yang disenangi masyarakat inilah membuat Si Kacak melakukan segala cara untuk menyakiti si Midun dan bahkan menyebar fitnah sehingga si Midun mengalami kesengsaraan luat biasa bahkan dia sempat di penjara. Inilah yang menjadi pemicu utama komplik kisah "Sengsara Membawa Nikmat"
Sebagai ending ceritanya, si Midun akhirnya menjadi orang sukses, hidup bahagia bersama keluarganya, masyarakatpun bertambah senang terhadapnya, semua itu karena usaha kerasnya dan pantang menyerah serta menjalani kehidupan ini di jalan yang benar sesuai tuntunan agama dan adat.
Pada kesempatan ini yang menjadi pembahasan penulis bukanlah tentang cerita dalam sinetron Sengsara Membawa Nikmat yang penuh dengan pelajaran. Namun yang akan penulis singgung tentang ungkapan sengsara membawa nikmat dalam relevansinya dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini, dimana kita sedang mengalami ujian, cobaan dan musibah dengan mewabahnya virus covid 19 yang menurut data semankin mengkhawatirkan dengan bertambahnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP), apalagi yang Positif terkena virus corona ini yang semankin meningkat angkanya. Dsn telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi masyarakat, berapa banyak sekarang masyarakat yang tidak berpenghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari terutama pekerja harian dan mingguan, penjual dan pedagang kecil (Swasta), tukang ojek dan lain-lain. Keadaan ini sudah menguras tenaga, pikiran dan anggaran negara mulai dati pusat sampai ke daerah baik pemerintahan, pihak swasta, LSM dan relawan, ormas mencari solusi terbaik untuk mengurangi beban masyarakat ini.
Namun di sisi lain, ternyata ada sekelompok saudara kita yang mendapat nikmat/kebahagiaan dari situasi bamgsa kita dalam penderitaan ini yakninya para Warga Binaan (Nara Pidana) Lembaga Pemasyarakatan yang dibebaskan oleh pemerintah sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh Kemenkumham yang jumlahnya ribuan dari seluruh LP se Indonesia baik dengan sistem asimilasi maupun dengan bebas bersyarat.
Isak tangis keharuan para keluarga mwreka mewarnai suasana penjemputan di penjara dan kelihatan para Napi yang dibebaskan melakukan sujud syukur atas nikmat yang diterimanya dalam suasana bangsa ini mendapat musibah. Inilah ungkapan "Sengsara Membawa Nikmat" bagi para Napi yang mendapat pembebasan sebelum masa hukuman mereka berakhir. Tujuan kebijakan ini dikeluarkan pemerintah utamanya adalah untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona di dalam penjara. Semoga tujuan pemerintah yang mulia ini dapat terwujud dan harapannya semoga para Napi yang mendapat nikmat pembebasan ini di samping bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah tentunya bagaimana juga para napi bisa memanfaatkannya dengan baik sehingga bisa kembali menjalani hidup ini dengan normal dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang melanggar hukum.
Di lain pihak, kegembiraan para napi yang bebas sebelum masa habis hukumannya dalam kondisi saat ini juga akan menimbulkan masalah baru baik bagi diri dan keluarganya maupun pemerintah, betapa tidak mereka keluar penjara belum mempunyai pekerjaan untuk menyambung hidupnya dan keluarganya. Sedangkan yang selama ini punya pekerjaan harus berhenti apalagi seorang mantan napi tidaklah gampang mencari. untuk pekerjaan. Bagi pemerintah dimana ia berdomisili juga akan menjadi beban. Tapi memang setiap tindakan dan kebijakan akan ada akibat dan resikonya, tapi yang jelas hal ini sudah yang terbaik dilakukan pemerintah saat ini dalam mengantisipasi tindakan preventif untuk mencegah meluasnya penyebaran wabah virus covid 19. Pro dan Kontra jelas tentu akan ada tergantung dari sisi mana mereka menilainya.
Mari kita "Bersama Melawan Corona" sesuai kemampuan dan kompetensi serta kewenangan kita masing-masing, tidak waktunya kita berdebat dan saling menyalahkan. Masukan dan kritikan yang konstruktif yang harus kita kemukakan sehingga kita saling bahu membahu. Semoga dengan kebersamaan dan kekompakan kita semankin cepat Allah memusnahkan Virus yang Mematikan ini.. Aamiin.
#muhasabahdiri#
03042020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga kebijakan yang diambil oleh pemerintah, bebaskan narapidana suatu hal yang tepat.
Aamiin... Positif thinking efi
mantap pak....sengsara membawa nikmat .....moga setelah kembali ke klg & masy mereka menjadi lebih baik ya pak
Aamiin.. Mbak. Mkch