SECERCAH ASA TUK GAPAI HIDUP BER-ARTI
Ku lihat Langit di musim penghujan ini terlihat begitu sendu, mataharipun terlihat bersembunyi di balik awan yang begitu tebal, hujan seakan ingin menyapa tapi angin menolaknya. hawa dingin menyertai kenangan silam yang pernah kujalani bersama isteri tercinta dan seorang purti buah cinta kami, serasa membuka mataku kembali akan indahnya perjuanganku bersama isteri untuk gapai hidup yang bahagia, sejahtera dan ber-arti bagi sesama.
Aku dilahirkan dari keluarga yang bukan serba ada demikian halnya pasanganku biduk rumah tanggaku kubangun dengan dasar cinta kami berdua, sebagai pasangan suami isteri (pasutri) baru yang pada umumnya memiliki harapan bisa hidup bahagia dan sejahtera dilandasi cinta dan iman, berjuang tanpa mengenal lelah demi raih satu harapan. Ketika harapan tidak sesuai dengan keinginan? Barangkali hati ini akan merasa sakit, putus asa, tapi aku mencoba menyakinkan diri, meyakinkan hati kalau semua kesulitan itu sebagai garis hitam di dalam hidupku yang harus kulewati.
Kami berdua mencoba membangun keluarga dengan cinta dan iman, hari demi hari kujalani dengan kesederhanaan, kami hidup masih bersama dengan orang tua kala itu isteri bekerja sebagai pegawai negeri dengan kantor yang harus ditempuh dengan jarak cukup jauh bisa memakan waktu setengah sampai tiga per empat jam dilkukan setiap hari dengan naik kendaraan umum, karena tempat tinggal kami jauh dari jalan umum maka disamping naik kendaraan umum harus mengantar dan menjemput berangkat dan pulang, sementara aku masih bekerja swasta di proyek sebagai mandor bangunan dengan gaji yang masih di bawah UMR, seiring berjalannya waktu aku diangkat sebagai PNS karena aku mengambil pendidikan yang menerapkan adanya ikatan dinas dan membawaku harus terpisah dengan isteri dan hidup sendiri di kost meninggalkan isteri yang tengah hamil tujuh bulan, ketika itu kondisi tak seperti sekarang transportasi umum masih sulit, kendaraan belum punya, komunikasi sulit belum ada telpon rumah, belum ada HP, maka dua bulan kemudian ketika purtri pertamaku lahir aku tak bisa menunggui isteri yang berjuang melahirkan sendiri hanya ditemani mertua, aku tak bisa membayangkan betapa susah dan sakitnya perjuangan isteri melahirkan tanpa ditunggui suami, tapi Puji Tuhan ketika hari minggu aku pulang sudah kujumpai isteri dan putri pertamaku sudah berada di rumah dengan selamat, perasaan bahagia bercampur rasa bersalah berkecamuk dalam pikiranku, bahagia karena aku mendapatkan anugerah yang berlimpah mendapat pekerjaan tetap ditambah anugerah anak yang telah lahir dengan selamat, tapi juga ada rasa sedih dan bersalah karena tak mampu mendamping isteri dalam perjuangan melahirkan, maka ketika itu dalam hatiku berjanji aku akan mendampingi isteriku selalu untuk kelahiran anak-anak kami berikutnya.
Masa-masa sulit telah kami lalui, masalah dan kesulitan hidup keluarga ternyata tak semudah dan seindah yang pernah kami bayangkan, hidup terpisah kujalani hampir empat tahun, hanya mampu bertemu seminggu sekali, aku tak mampu membayangkan seperti apa sulitnya isteriku ketika itu harus bekerja lajo dan merawat anak, sementara gaji kami tak mencukupi belum lagi ketika anak mengalami sakit, mencari pekerjaan tambahan di luar jam dinaspun kala itu susah maka hanya kekuatan iman yang bisa menghibur dan meneguhkan perjalanan hidup kami, belum bisa membayangkan memiliki rumah tinggal sendiri, kendaraan sendiri, apalagi merencanakan untuk tamasya seperti layaknya keluarga yang mampu, justru masalah demi masalah datang silih berganti.
Empat tahun setelah kelahiran putri pertamaku, aku bisa mutasi kembali berkumpul dengan isteri, anugerah Tuhan memberi kami kembali dengan kelahiran purti kedua, tetapi keadaan ekonomi juga belum membaik secara signifikan karena gaji pegawai negeri kala itu masih sangat minim kami harus hidup dengan beras jatah yang kadang enak kadang apek namun tetap kami syukuri, belum empat bulan usia putri keduaku sudah tak mau minum asi ternyata isteri sudah mengandung anak ketiga yang kemudian lahir laki-laki, sehingga bisa dibayangkan betapa beratnya kesulitan yang kuhadapi ketika itu harus membeli susu tambahan dan merawat bayi dua karena setahun lahir dua bayi, hidup kami jadi menambah beban mertua, dalam kesulitan hidup ini kami tetap bersyukur dan berserah kepada Tuhan sehingga kami dimampukan untuk mengatasi persoalan demi persoalan yang datang dengan sabar dan tabah, anak-anakku tumbuh dengan normal, sakit yang kami derita menjadi hal yang wajar yang mampu kami hadapi setiap saat dengan sabar dan ketabahan, kami mengajarkan kepada anak-anak kami pola hidup sederhana dengan kejujuran, kesabaran,saling menyayangi, mengasihi terhadap keluarga dan sesama dan selalu berserah kepada Tuhan dalam segala hal, harapanku anak-anak ku tumbuh menjadi anak yang tangguh kuat dalam menghadapi kesulitan dan bisa bersyukur ketika mendapatkan keberuntungan.
Syukurdan terimakasih kepada Tuhan saat ini kami boleh hidup bahagia doa kami selalu dikabulkan ketiga anak kami tumbuh dan berkembang dengan normal, pendidikannya lancar dan telah mendapatkan pekerjaan, tempat tinggal yang layak, dan yang boleh membanggakan kami setiap saat menghadapi masalah, ujian, pekerjaan yang baru anak-anakku selalu melibatkan kami untuk bantu mendoakan, kami bersyukur juga bisa sedikit terlibat dalam pelayanan bersama semua saudara yang berkehendak baik, dengan harapan tak hanya hidup bahagia dan sejahtera tetapi juga berharap bisa hidup yang menjadi berkat bagi sesama, walau kini masih musim hujan , kegelapan mendung masih menutupi awan, mataharipun belum menampakkan wajahnya, kami tetap berharap akan hari esok yang lebih baik.
semoga Tuhan memberkati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar