"APAKAH SURGA DAN NERAKA ITU FIKSI..??
"APAKAH SURGA DAN NERAKA ITU FIKSI... ??"
Merujuk kepada ensiklopedia, difinisi fiksi adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata. Lalu, Apakah surga dan neraka itu "fiksi", atau surga dan neraka itu hanya "imajinasi"...??
Apa itu imajinasi...?? Masih menurut ensiklopedia, imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum. ... Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran".
Hanya orang beragama yang "percaya" bahwa surga dan neraka itu ada (bukan fiktif), krn semua kitab suci menceritakan surga dan neraka itu sebagai bahagian dari "kepercayaan" yang mereka anut. Karena kepercayaan itu, maka penganut agama berlomba - lomba berusaha agar surga yg diceritakan dlm kitab suci dapat mereka diraih.
Demikian juga sebaliknya, cerita neraka juga tertulis dalam kitab suci. Maka bagi orang yg percaya neraka itu ada, mereka berusaha sebisa mungkin agar mereka dapat terhindar dari api neraka. Hanya mereka yang atheislah, surga dan neraka itu dianggap fiktif.
Karena surga dan neraka itu sebuah "kepercayaan" sebagaimana yg sudah tercantum dalam kitab suci, maka hal ini tdk bisa dibanding - bandingkan dengan buku fiksi bikinan manusi karena cerita karangan manusia banyak dipengaruhi oleh hasil imajinasi pengarang.
Fiksi bisa dieskpresikan dalam beragam format dan bentuk termasuk tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi, permainan video, dan permainan peran, walaupun istilah ini awalnya dan lebih sering digunakan untuk bentuk sastra naratif, termasuk novel, novella, cerita pendek, dan sandiwara. Maka dari itu cerita surga dan neraka dalam kitab suci tdk bisa disamakan dengan cerita dlm buku2 fiksi lainnya.
Jadi cerita surga dan neraka dalam kitab suci bukanlah fiksi dan tidak bisa dimasukkan dlm katagori cerita fiksi. Semua cerita dalam kitab suci, apakah tentang surga, neraka, dan tentang kematian atau lainnya, itu bukan karangan. Semua cerita dalam kitab suci adalah wahyu, maka wahyu jangan disamakan dengan karangan manusia yang penuh dengan ijiminasi.
Memang, dalan kitab suci Al - Qur'an diceritakan bagaimana bentuk surga dan neraka. Surga itu digambarkan seluas langit dan bumi, yang didalamnya berdiri rumah2 yang mengalir sungai2 dibawahnya dan dihuni oleh bidadari cantik didalamnya. Di surga, penghuninya dapat menikmati berbagai kenikmatan, buah -buahan bermacam ragam tanpa habis - habisnya dan tanpa mengenal musim. Surga itu adalah tempat super indah dan super mewah, yang disiapkan oleh Allah untuk orang2 yang taat dan patuh pada perintah-Nya. Begitulah sepenggal cerita tentang surga dalam Al - Qur'an.
Demikian juga sebaliknya dengan neraka, diceritakan dalan Al - Qur'an bahwa neraka itu tempat yang paling mengerikan. Neraka adalah tempat penyiksaan manusia dengan berbagai bentuk penyiksaan sesuai dengan dosa - dosa yang pernah dilakukan saat masih hidup didunia. Semakin besar dosa yg dilakukan, maka semakin berat siksaan yang dirasakan di neraka pokoknya, neraka adalah tempat yang paling angker yang tidak pernah kita dapatkan didunia ini.
Penulis nyakin, dalam kitab suci agama yang lainpun cerita surga dan neraka itu sama. Surga adalah tempat yang paling indah yang belum pernah dilihat oleh mata. Sedangkan neraka adalah tempat yang paling mengerikan dan paling angker yang belum pernah dilihat dimanapun dipermukaan bumi ini. Namun, semua cerita itu belum dapat kita lihat dan kita rasakan saat ini. Cerita Surga dan neraka itu baru dapat kita buktikan dan kita lihat setelah melewati proses kematian.
Karena cerita surga dan neraka sudah digambarkan dalam kitab suci, maka siapa saja yang membacanya akan berimajinasi tentang surga dan neraka tersebut. Imajinasi setiap orang tentang surga dan neraka pasti berbeda karena tergantung sejauh mana kemampuan daya hayal seseorang yang berfikir tentang cerita surga dan neraka tersebut.
Memang, menghayal sesuatu yang pasti terjadi kedepan, ini dapat dikatagorikan kedalam fiksi. Namun, cerita surga dan neraka tidak cukup dengan berimajinasi tapi lebih dari itu. Cerita surga dan neraka adalah berbicara "keimanan". Berbicara "keimanan" tidak hanya cukup mengandalkan "akal sehat", tapi berbicara keimanan adalah berbicara "kenyakinan dan Kepercayaan". Tidak penting apakah surga dan neraka itu "fiksi" atau "fakta",
Dari itu, mempertentangkan cerita surga dan neraka dlm kitab suci itu fiksi atau bukan, tidak akan pernah ketemu. Karena fiksi berorientasi pada pemikiran "akal sehat", sementara surga dan neraka adalah wahyu yg diceritakan dlm kitab suci. Maka tidak elok rasanya "Wahyu" dipertentang dengan imajinasi dan hayalan yg berbasis pikiran manusia. Mari kita percaya saja, bahwa "Wahyu" itu adalah kebenaran yg hakiki, dimana pemikiran "akal sehat" kadang tak sanggub menjangkaunya.
Bireuen, 06. 02. 2019.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju Pak, ketika akal dipertemukan wahyu, sejatinya hanya iman yang pertemukan keduanya. Sukses selalu dan barakallah
Terima Kasih buk Siti Ropiah.
Mantap bahasannya. ! Terus berkarya dengan tulisan lain.
Pak Kas Pani....Jangan berhenti menulis...