Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahasa Aceh Dilawan

Bahasa Aceh Dilawan

Setiap bahasa di dunia ini mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang tidak mungkin bisa kita samakan atau kita selaraskan dengan bahasa lain. Memang ada suatu bahasa memiliki kemiripan dengan bahasa yang lain, mirip bunyinya namun beda artinya dan ada yang mirip bunyinya dan sama juga artinya.

Bahasa Aceh, orang bilang bahasa yang agak sulit dipelajari bila di lihat dari ucapan dan tulisannya. Bahasa Aceh lain yang diucapkan lain pula tulisannya. Sama dengan bahasa Inggris, lain kita baca lain pula kita tulis. Tapi, sesulit apapun suatu bahasa tetap masih bisa dipelajari.

Ada yang mengatakan bahwa bahasa Aceh adalah bahasa yang bercampur dari beberapa bahasa di dunia, karena dilihat dari kata “ACEH” itu sendiri adalah kepanjangan dari Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Namun apakah cerita ini benar atau tidak, belum bisa dibuktikan secara empirik.

Tapi dilihat dari beberapa kata bahasa Aceh ada kemiripan dengan bahasa Arab, Cina dan bahasa Inggris. Misalnya kata cawan artinya cangkir, camca yang artinya sendok, ini juga digunakan oleh orang Cina, terutama orang Cina yang masih menggunakan bahasa Khek. Karena bahasa Cina itu sendiri terbagi tiga Jenis yaitu ; bahasa Khek, bahasa Hokian dan bahasa Mandarin.

Bahasa Aceh dengan bahasa Inggris lebih banyak lagi mempunyai kemiripan baik dari segi bunyi maupun kosa katanya, entah ini kebetulan atau memang ada unsur adobsi bahasa dari kedua bahasa tersebut

“Apakah orang inggris yang mengadopsi bahasa Aceh kedalam bahasa Inggris atau bahasa inggris yang diadobsi kedalam bahasa Aceh.” Wallahuaklam, kata kawanku yang sedikit mengerti sejarah bahasa Aceh. Contohnya kalimat, “How road you go to school..??” kalau diterjemahkan kedalam bahasa Aceh, maka akan seperti ini “Ho road ta jak u sikula”. ‘Jalan mana kita menuju ke sekolah’. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata ‘How” berubah menjadi “Ho” dalam bahasa Aceh dan kata ‘road’ dalam bahasa Inggris, juga “rod” diucapkan oleh orang Aceh yang artinya ‘jalan’. sama bunyi dan sama artinya dalam bahasa Aceh.

Alkisah, ada orang bule dari Australia datang ke Aceh sebagai relawan pada saat tsunami mengunjungi ke sebuah tempat pengungsian. Secara kebetulan ditempat pengunsian itu, ada anak lulusan SMA yang agak lancar berbahasa Inggris. Maka terjalalin persahabatan diantara mereka.

Pada suatu pagi si relawan bule ini datang ketempat pengungsian dimana temannya tinggal, kebetulan sahabatnya ini sedang mengajarkan bahasa Inggris kepada anak yang lain (sama-sama anak pengungsi) dengan menggunakan bahasa Aceh. Setelah selesai mengajar si bule ini protes pada temannya;

“Kok kamu mengajarkan bahasa Inggris kepada temanmu menggunakan bahasa Aceh’. Tanya si bule.

“Di zaman globalisasi mengajar apapun harus menggunakan bahasa Inggris, kalau tidak Aceh ini akan terus tertinggal dan tidak sanggup menghadapi tantangan global.” Imbuhnya.

Pertama sahabat kecilnya (sebut saja namanya Fajar) ini hanya diam saja, kemudian terjadilah perdebatan sengit diantara mereka :

Fajar : Karena kalau diajarkan semua dalam bahasa Inggris, tidak akan mampu diterjemahkan semua kosa kata ke dalam bahasa Aceh. Bahasa Aceh adalah bahasa yang sangat kaya dengan kosa kata dan sangat komplet, sehingga bahasa Inggris tidak akan mampu dan tidak mempunyai kosa kata sebanyak bahasa Aceh.

Rupanya si bule merasa tersinggung mendapat penjelasan dari si Fajar sepert itu.

Bule : Bagaimana kamu bisa mengatakan bahasa Aceh bahasa yang sangat kaya dan sangat komplet. Padahal, faktanya selama ini bahasa inggrislah yang paling komplet, sehingga bahasa Inggris di sebut juga bahasa Ilmu pengetahuan.

Fajar : Ooo..tidak sama sekali. Bahasa Inggris itu sangat sederhana. Saya kasih contoh, coba anda lihat biji yang warna kuning itu (sambil menunjuk ke biji padi disawah), itu apa namanya dalam bahasa Inggris atau orang Inggris menyebutnya apa..??

Bule : Rice

Fajar : Orang disini menyebutnya “Pade” atau padi dalam bahasa Indonesia, sedangkan orang Inggris menyebutnya “rice”..Kalau sudah terkulupas kulitnya, orang disini menyebutnya ‘Breuh’ (beras), orang Inggris tetap menyebutnya ‘rice’. Beras yang sudah patah-patah dan kecil-kecil, orang disini menyebutnya ‘nuku’et’, orang Inggris tetap menyebutnya ‘rice’. Beras kalau sudah dimasak, orang disini menyebutnya ‘bu’ (nasi), orang Inggris tetap menyebuynya ‘rice’. Nasi yang kelewatan masak hingga berkerak, orang disini menyebutnya ‘bu krak’ (kerak nasi), orang Inggris tetap menyebutnya ‘rice’. Dari satu kosa kata saja , penafsiran namanya dalam bahasa Aceh bisa bermacam-macam dan dalam bahasa Inggris itu tidak ada. Apakah bahasa Aceh ini tidak lebih tinggi dan komplet dibandingkan bahasa Inggris..?. tanya Fajar pada si bule

Bule : Yes...yes..yes...Itulah hebatnya bahasa Aceh, kata sibule.

Fajar : Bahasa Aceh dilawan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hana penutop...lage abeh èh.. jeut ta èh...

10 Jan
Balas

Betul gan.

21 Oct
Balas



search

New Post