Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BERHARI RAYA QURBAN ALA ORANG KAMPUNG SAYA

BERHARI RAYA QURBAN ALA ORANG KAMPUNG SAYA

BERHARI RAYA QURBAN

ALA ORANG KAMPUNG SAYA.

Orang kampung biasanya menyambut lebaran dengan suasana suka cita, gegab gempita baik lebaran Idul Fitri maupun lebaran Idul Adha. Suasana Idul Adha kali ini beriringan dengan suasana hari kemerdekaan RI, maka suasana Idul Adha di kampung saya terasa lain, bendera merah putih masih berkibar didepan pagar rumah warga, jadi kali ini Idul Adha rasa campuran tujuh belasan.

ApaLah namanya, salah seorang tokoh panutan dikampung saya, dengan pakaian rapi, pakaian warna hitam bermotif Aceh (telok blanga namanya) yang juga dipakai saat lebaran Idul Fitri kemaren. Kayaknya baju ini baju andalan (baju satu - satunya) yang dimiliki ApaLah untuk menghadiri hari hari penting dan special.

ApaLah bergegas ke mesjid, sekalian mengajak isteri dan anaknya. Kebetulan cuaca hari itu gerimis, ApaLah memotong daun pisang pengganti payung untuk berlindung dari gerimis, sedangkan payung satu - satu yang ada dirumah diberikan untuk anak dan isterinya.

Sesampai di mesjid jamaah sudah ramai yang hadir, karena cuaca gerimis, maka kali ini shalat dilaksanakan di dalam mesjid. ApaLah, juga jamaah yang lain, mengikuti ritual Idul Adha dengan tertib, kusyuk dan khitmat.

ApaLah menyimak dan mendengar khutbah dengan baik, kebetulan khutbah kali ini disampaikan oleh orang dari kota, katanya lulusan Madinah. Ternyata isi khutbah cukup menarik dan begitu berkesaan sehingga para jamaah ada yang meneteskan air mata.

"Allah tidak hanya sayang pada umat Nabi Muhammad Sallallahhu alaihi wassalam, Allah juga memuliakan umat ini dengan perlakuan yang sangat Istimewa". Begitu khatib mengawali khutbahnya. ApaLah terus saja mendengar dengan baik.

"Sehingga kadang ada amalan yang sedikit tapi mendapat ganjaran yang banyak. Di hari2 tertentu dan di bulan2 tertentu Allah melibat ganda amalan umat Muhammad, sampai tak terhitung jumlahnya".

"Yang penting", lanjut sang khatib, "kita nyakin dengan janji Allah. Nabi Ibrahim berani menantang penguasa Namrud, lalu beliau harus dilempar dalam api besar, tapi beliau tidak terbakar karena Nabi Ibrahim percaya dengan janji Allah". Khatib menyampaikan dengan nada yang penuh semangat..

"Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar bersama anaknya Ismail, di tengah gurun pasir yang tandus dan tak berpenghuni, karena beliau nyakin dengan janji Allah. Lalu Nabi Ibrahim berdoa :

رَبَّنَاۤ اِنِّيْۤ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ ۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَ فْـئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْۤ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

"Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

(QS. Ibrahim: Ayat 37)

Dan Nabi Ibrahim nyakin kenapa Allah memrintahkannya agar menempatkan Siti Hajar dan Ismail disana, inilah doa Nabi Ibrahim :

رَبَّنَاۤ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit."

(QS. Ibrahim: Ayat 38)

Nabi Ibrahim ikhlas menyembelih anak satu - satunya Ismail, walau digoda oleh syaitan dengan berbagai macam cara, Namun Nabi Ibrahim memilih perintah Allah daripada rayuan syaitan, karena Nabi Ibrahim nyakin dengan janji Allah daripada janji2 syaitan.

"Sekarang sejauh mana kita nyakin dengan janji Allah dalam menjalani hidup kita sehari - hari,..??. Tanya sang khatib dalam ceramahnya. Semua terdiam, tidak ada suara, tidak ada yang batuk2 di dalam mesjid, ApaLah semakin serius menyimak ceramah sang khatib.

"Kenapa semua ini bisa dilakukan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam", khatib melanjutkan khutbahnya. "Karena Nabi Ibrahim memiliki jiwa yang tenang (mutmainnah) jiwa yang dekat dengan sang khalid, sehingga beliaupun digelar dengan khlilullah".

"Selanjutnya Nabi Ibrahim memiliki orientasi /pilihan hidupnya pada ketaatan yang berorientasi pada akhirat, bukan berorientasi pada dunia, sehingga semua perintah Allah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat kita lihat dari doa2 beliau :

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."

(QS. Ibrahim: Ayat 40)

Dan Nabi Ibrahim. juga berdoa.

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

"Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat)."

(QS. Ibrahim: Ayat 41)

Lalu ada apa dengan kita, ternyata jiwa kita jiwa yang tidak dekat dengan Allah, dan orientasi hidup kitapun tidak pada akhirat tapi berorientasi pada dunia, sehingga janji - janji Allahpun kita abaikan.

Allah SWT berfirman:

اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَوَيْلٌ لِّـلْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيْدِ

"Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena siksaan yang sangat berat,"

(QS. Ibrahim: Ayat 2)

Lalu Allah melanjutkan dengan ayat ke 3.

Allah SWT berfirman

الَّذِيْنَ يَسْتَحِبُّوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًا ۗ اُولٰۤئِكَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ

"(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh."

(QS. Ibrahim: Ayat 3).

Dari itu khatib menutup khutbahnya, Nabi Ibrahim tidak akan sukses melakukan penyembelihan anaknya Ismail, bila terlebih dahulu tidak disembelihkan hawa nafsunya. Sesungguhnya, hakekat qurban itu adalah penyembelihan hawa nafsu, bukan yang lain dan ternyata Nabi Ibrahim sukses melakukan itu.

Untuk itu khatib mengajak para jemaah semuanya untuk ber-fastabikul khairat dengan kenyakinan bahwa kita berqurban pada hari ini, dengan terlebih dahulu kita telah menyembelih hawa nafsu, sebelum kita menyembelih hewan qurban. Dan, mari kita teguhkan hati kita bahwa dengan kita berqurban maka janji Allah itu pasti akan kita dapatkan kelak baik dikemudian hari maupun dihari kemudian (hari akhirat) .

Setelah selesai shalat, ApaLah langsung pulang kerumah. Hatinya begitu tenang setelah mendengar pencerahan dari khutbah hari raya, siapapun kita harus selalu dekat dengan Allah dengan menyembelih hawa nafsu terlebih dahulu. Dengan hati dan jiwa yang bersih maka kita akan mudah melaksanakan perintah2 Allah.

Dengan hati dan jiwa yang bersih maka akan timbul keihlasan untuk dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Maka Allah akan melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sebagaimna Ia janjikan dalam Al - qur'an. Demikian ApaLah menyimpulkan intisari khutbah hari raya Idul Adha....

Kebiasaan di Kampung saya setelah setelah menikmati timphan asoekaya dan secangkir kopi maka dilanjutkan dengan saling mengunjungi sanak saudara dan ahli famili. Yang muda mengunjungi yang tua, yang tua mengunjungi yang lebih dituakan.

Yang uniknya dikampung saya, tokoh dan pejabat kampung mengunjugi kerumah - rumah warga, bukan warga yang berduyun - duyun kerumah pejabat. ApaLah yang juga tokoh kampung ikut bersilaturrahmi ke rumah warga, didampingi isterinya.

Kalau di kota - kota, pejabat2 kantor membuat kegiatan "open house", mereka siap menunggu kadatangan karyawan/staffnya di rumah. Maka berbondong - bondonglah mereka datang ke rumah sang pejabat, ada yang sekedar setor wajah ada yang memang datang cari muka apalagi ada isu mutasi kedepan.

Bisa dibayangkan kalau pejabat seperti ini, setelah pensiun jadi pejabat maka tidak ada lagi yang datang kerumahnya saat lebaran, tidak ada lagi open house dirumahnya. Maka tak jarang, sang pejabat mengalamin penyakit "post power sidrom" yaitu penyakit dimana jabatan sudah tidak ada, tapi masih merasa sebagai pejabat...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post