Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
EKSISTENSI DAN TANTANGAN PGRI DI ERA MILLENNIAL

EKSISTENSI DAN TANTANGAN PGRI DI ERA MILLENNIAL

EKSISTENSI DAN TANTANGAN PGRI DI ERA MILLENNIAL

Kali ini, PGRI Aceh kembali menggelar Konferensi Kerja (Konferja) ke IV tahun 2018. Sebagai hajatan tahunan tentu forum ini memiliki peran ganda, yang dapat dimamfaatkan untuk mencari dan membahas berbagai persoalan, baik yang dihadapi oleh guru maupun yang dihadapi oleh pengurus organisasi.

Konferja kali ini, dilaksankan di hotel Permata Hati Banda Aceh. Kegiatan yang berlangsung 4 hari, mulai tgl 21 - 24 Oktober 2018 mengambil tema "Mewujudkan Peran PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan Sebagai Mitra Strategis Pemerintah".

Memang tak dapat kita pungkiri, PGRI sebagai organisasi profesi guru telah banyak berkiprah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Hasil dari perjuangan tersebut, ada yang dapat dirasakan langsung oleh para pihak (terutama guru), namun tak sedikit juga guru memprotes, seolah - olah PGRI tak berbuat apa - apa.

Sebagai organisasi guru, PGRI sangat menyadari hal tersebut. Tidak mungkin semua aspirasi guru dapat diperjuangkan dan harus berhasil, namun demikian PGRI juga terus berjuang dan berusaha agar apapun persoalan yang dihadapi guru dapat diselesaikan dengan baik.

PGRI juga tidak menafikan bahwa tidak semua guru suka dengan PGRI, dan sangat mustahil bagi PGRI akan mampu menggiring semua guru agar masuk PGRI dan suka dengan PGRI.

Zaman sudah berubah, zaman interpensi dan zaman "tekan menekan" serta zaman "takut menakuti" sudah berakhir. Kini kita berada dalam dunia global, dunia keterbukaan dan dunia Informasi Elektronika. Dimana zaman ini adalah zaman tanpa batas, maka sudah sewajarnya setiap guru ada yang tidak suka dengan PGRI dan suka dengan organisasi lain.

Maka, agar kiprah PGRI bisa lebih diperhitungkan keberadaannya, tidak ada kata lain kepengurusannya harus terus dibenah. Pembenahan itu tidak saja bagaimana organisasi PGRI itu dijalankan, tapi PGRI juga harus mampu menyesuaikan diri dengan managemen modern yang sesuai dengan zaman melenial ini. Sehingga setiap informasi yg menyangkut perjuangan PGRI dapat diakses oleh setiap guru, sebagai anggotanya.

Tidak hanya itu, PGRI tidak lagi terjebak dengan paradigma lama. Dimana PGRI, terlanjur dianggap organisasi "plat merah" oleh masyarakat, sehingga apapun yang dilakukan dan diprogramkan oleh PGRI harus berjalan. Tidak bisa kita bantah juga, image ini masih sulit kita hilangkan, karena masih ada diberbagai tempat/kabupaten/propinsi PGRI masih dipegang oleh pejabat.

Maka dari itu, di era mellinnial ini pengurus PGRI kedepanpun harus direposisikan dan mengamandemen ARD/ART organisasi. Kebanyakan pengurus PGRI saat ini, baik tingkat Pusat/prop/Kab, masih dipegang oleh PNS struktural dan didominasi oleh orang "tua - tua". Sehingga dalam setiap geraknya tidak gesit, lambat, tidak kreatif dan kering inovasi.

Untuk itu, PGRI mau tak mau, harus mampu berubah gaya dalam berkiprah, dari gaya kiprah konvensioanal ke kiprah modern. Maka program PGRI kedepan harus berorientasi pada pengembangan kualitas guru, yang sesuai dengan tututan zaman mellinnial. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh PGRI pusat, tapi juga dilakukan oleh PGRI Propinsi/Kab/Cabang.

Program yang disusun harus berorientasi pada online skill, tidak lagi pada paper oriented. Kenapa ini harus menjadi prioritas, karena mulai dari merancang penyusunan perangkat pembelajaran, maupun rancangan kelengkapan administrasi guru. Contohnya, e, rapor, e, skp, e, dupak, dll.

Coba bayangkan, kini banyak perangkat komputer tak berfungsi disekolah, dan perangkat itu hanya digunakan setahun sekali saat ujian UNBK. Kenapa tidak PGRI dapat membuat program, melatih guru agar dapat memamfaatkan komputer itu untuk UTS atau ujian harian. Karena ada sekolah di daerah penulis yang sdh melaksanakan ujian harian melaui online atau berbasis android.

Forum seperti konferja PGRI ini, seharusnya menjadi ajang pembahasan perubahan paradigma itu. Forum ini hendaknya tidak terjebak dengan kebiasaan lama, dimana forum ini hanya dijadikan tempat melepaskan unek2 terhadap kepengurusan. Setelah itu, forum membuat rekomendasi, dan kualitas rekomendasi itupun kemudian menguap entah kemana. Idealnya forum ini harus berani melakukan "gebrakan" perubahan dengan prigram2 yang teratruktur dan masif, kalau tidak PGRI siap2 ditinggalkan oleh anggotanya.

Banda Aceh. 23/10/2018.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat dan smoga sukses acara konferja. Barakallah

23 Oct
Balas

Mantap

23 Oct
Balas

Referensi oke, nih pak.tks

23 Oct
Balas



search

New Post