Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

HANTU POLITIK

HANTU POLITIK.

Negeri di Atas Angin namanya. Ternyata disana orang percaya juga hantu, sama dengan kepercayaan kita. Tapi disana, hantu itu tidak hanya berwujud seperti pocong, kuntilanak dan drakula tetapi hantu dinegeri sebelah itu ada juga yang disebut hantu politik.

Jangan tanya sama saya (penulis) bagaimana bentuknya hantu politik itu, karena dinegeri kita tidak ada yang namanya hantu seperti itu. Jadi penulis tidak bisa menggambarkan hantu politik itu seperti apa. Menurut penulis, yang namanya hantu tetap menakutkan sebab hantu itu datang tiba2 juga hilangnya tiba2.

Kepala negara dinegeri itu, bersama kabinetnya dan seluruh rakyat paling suka menciptakan kegaduhan dengan menciptakan hantu, sehingga rakyat ketakutan. Kemudian hantu ini diaduk - aduk dengan politik, maka disebutlah hantu politik. Penulis tidak nyakin, apakah ini yang disebut hantu politik itu.

Namun, berdasarkan pakar politik dari negeri di atas angin itu, Untuk menciptakan hantu politik itu, didahului dengan kegaduhan politik Misalanya pemerintah membuat sebuah program seolah - olah benar - benar ada, padahal program itu bohong - bohongan. Contohnya, pemerintah disana akan menciptakan mobil nasional, namanya mobil Emka - Emka. Padahal program ini hanya ecek2 dan takkan pernah ada, maka terjadilah kegaduhan politik.

Selanjutnya, ditengah kegaduhan politik itu pemerintah membuat hantu politik. Namanya hantu maka bergentanyang kemana - mana, tujuannya untuk menakuti rakyat, klo rakyat sudah takut maka mudah untuk "diekspolarasi". Maka yang bohong, bisa dibuat seolah - olah benar. Caranya bagaimana, libatkan semua media, buatkan berita yang aneh - aneh yang bisa membuat rakyat sesak dada dan kebingungan. Semua yang merugikan istana jangan disiar, yg menuntugkan istana maka ramai2 memberitakan.

Sistem perpolitikan dinegeri itu, sangat mengerikan, berbeda sekali dengan perpolitikan dinegeri kita. Disana, siapa saja baik calon legislatif maupun calon presiden, baru dianggap hebat bila mereka sanggup membohingi rakyat. Anehnya rakyatpun mau dibohongi, sehingga siapa saja yang mampu menyakinkan rakyat dengan program2 bohong, maka dia yang akan dipilih. Rakyat akan mengelu - elukan orang2 seperti ini, bahkan dinobatkan sebagai tokoh yang paling sukses. Orang baik2 dinegeri itu, tidak akan dipilih baik yg akan duduk di legeslatif maupun di eksekutif.

Sebenarnya, negeri tetangga kita ini adalah negeri yang subur, negeri kaya dengan berbagai hasil bumi dan hasil tambang. Pokoknya negeri itu terkenal dengan julukan negeri zamrud kutulistawa dengan visi dan misinya "gemah lipah, loh kok jonowi". Tapi rakyatnya miskin, ada yang tidak sanggup beli beras karena mahal. Bila ada rakyat yg mengadu pada menteri, maka menteri menyuruh rakyatnya untuk diet. Jangan heran, pemerintah yang seperti inilah yang akan dipilih berkali - kali oleh rakyat disana.

Kalau ada pihak yang mengatakan bahwa presiden negeri itu tidak sukses, tidak cakap, plaga plungo, maka pihak loyalist ramai2 langsung melaporkan ke pihak kepolisian agar ditangkap, dengan tuduhan pencemaran nama baik, radikal dan anti kebhennekaan. Pokoknya kemerdekaan mengeluarkan pendapat dinegeri itu tidak dibatasi, tapi pendapatnya hrs sesuai dengan selera penguasa. Begitulah demokrasi disana.

Gilanya, pemilu dinegeri itu sesuai dengan konstitusi, maka setiap warga negara berhak dipilih dan memilih. Sehingga orang gilapun dipaksa memilih, peraturan ini, menurut mereka, yang buat adalah orang waras. Tapi yang heran penulis tidak ada yg protes, semua meng-amininya. Tidak ada mahasiswa berdemo dijalan utk menolak aturan ini. Dalam hati penulis "apakah rakyat di negeri ini sama gila semuannya, atau menimal setengah gila".

Negeri itu disebut - sebut oleh negera lain adalah negeri terdemokrasi ke 4 di dunia, maka setiap 5 tahun sekali rakyat memilih presiden baru. Sebelum pencoblosan, panitia pemilihan disana selalu dilakukan acara "dakwa - dakwi" antar calon di depan publik. Oo.. Rakyat senangnya bukan main dengan acara ini, semua melihat dan semuanya menonton.

Anehnya, rakyat disana datang keacara, hanya sekedar ingin mendengar mana calon yg pandai berbohong. Krn semakin banyak program bohong yang disampaikan, maka semakin berpeluang menang dlm pemelihan. Kebetulan pemilu 2019 dinegeri itu, penulis diundang oleh PPP (Panitia Pemilih Presiden) negeri itu, (seperti KPU di negeri kita) untuk menyaksikan acara "dakwa - dakwi" capres itu.

Menarik, Capres yang maju saat itu adalah Jokowowo sedangkan penantangnya adalah Prawowo. Anehnya, rakyat disana saat program2 bohong itu selesai disampaikan maka rakyat disana semua tepuk tangan. Seolah2 rakyat disana menyampaikan, alhamdulillah masih ada pemimpin yg mau membohongi mereka. Aneh kan...??

Kenapa demikian..?? Karena pemilu dua ribu empat belas tahun yang lalu (2014), programnya juga itu, mensejahterakan rakyat, kepastian hukum, ekonomi untuk rakyat, ternyata yang sejahtera orang2 itu saja. Begitu seorang penonton berbisik pada saya, dia takut bersuara keras krn takut terdengar hantu politik. Dalam hati penulis, betapa dungunya rakyat disini, mau dibohongi terus. Padahal, keledai saja tidak mau terperosok pada lubang yg sama.

Apa hendak dikata, Saidina Ali ra, pernah berucap, klo ingin melihat bagaimana pemimpin suatu bangsa, maka lihatlah bagaimana takyatnya.

Biruen, 18.01.2015

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bapak sdh membaca artkel saya..

18 Jan
Balas

Bagus pak, bicara politik bukan sesuatu yang tabu dan menakutkan. Bicara politik sama jg dgn ekonomi, sosbud, hankam, musik, sepak bola, kuliner dll. Pendidikan politik malah harus di ajarkan di sekolah-sekolah sejak dini. Agar rakyat ini, melek politik. Sukses selalu dan salam kenal..

18 Jan
Balas



search

New Post