MIMPI ACEH MEMBANGUN PENDIDIKAN
MIMPI ACEH MEMBANGUN PENDIDIKAN
Dinas Pendidikan Aceh menggelar Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pendidikan Tahun 2018, dengan mengambil tema "Kita Tingkatkan Koordinasi dan Sinergitas Program Pembangunan Pendidikan Yang Berkelanjutan Dalam Rangka Mewujudkan Aceh Carong".
Hajat ini dilaksanakan mulai tanggal 05 s, d 08 Agustus 2018 di hotel Grand Permatahati Convention Banda Aceh, yang diikuti oleh berbagai kalangan. Mulai dari Majelis Pendidikan Aceh, Komisi Pendidikan DPRA, Bapeda Aceh. unsur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Kepala Disdik seluruh Kab/kota, Kankemenag dan PPMG seluruh Aceh, mewakili 23 Kabupaten/kota.
Pertanyaan yang paling krusial dalam rakor ini yang perlu kitabtanyakan adalah, apa yang harus dirakorkan sehingga disdik Aceh penting mengundang berbagai elemen/instansi berkumpul di Banda Aceh, untuk berkoordinir.
Dari agenda kegiatan yang sudah dirangkum dalam jadwal kegiatan yang diserahkan ke peserta, maka dapat dikatakan banyak hal - hal pembahasan menjadi tidak fokus, apalagi kalau dikaitkan dengan unsur peserta yang diundang. Maka kegiatan ini dikhawatirkan menjadi bias, dari target yang ingin dicapai.
Diharapkan rapat koordinasi ini dapat menghasilkan kebijakan yang saling bersinergi antar lintas sektoral dan profesi, baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten/kota dlm rangka pembangunan pendidikan Aceh yang berkelanjutan demi Aceh carong.
Yang aneh, dari 23 Kepala Disdik Kabupaten/kota yang diundang tak satu orangpun yang hadir, ini menunjukkan bahwa rapat koordinasi ini akan melahirkan hasil yang tidak sinegis antara propinsi dengan Kab/kota diseluruh Aceh.
Ternyata ketidak sinkron dalam mengelola pendidikan di Aceh terjadi juga dengan lembaga dewan Perwakilan Rakyat. Ketidak harmonisan hubungan antara legislatif dan eksekutif, sangat menggangu program - program pendidikan menyangkut pembiayaan.
Ketidak sinkron terjadi juga antara propinsi dan kabupaten/kota, mereka jalan sendiri - sendiri dengan perencanaan masing - masing. Akibatnya apa..?? tingkat kemajuan dan pemerataan kualitas pendidikan di Aceh berbeda - beda antar kabupaten/kota.
Kalau kita telisik lebih jauh, maka ketidak sinkron dalam membangun pendidikan Aceh tidak hanya terjadi di tataran atas, tapi juga terjadi ditingkat bawah. Tidak sinkron dan tidak sinergi terjadi juga antara kepala sekolah dengan pengawas, terjadi juga antara kepsek dengan guru dan tidak sinkron juga terjadi antara sekolah dan wali murid/siswa.
Kenapa ini bisa terjadi..?? karena masing - masing pihak merasa hebat, karena masing2 pihak merasa penting dari yang lain. Mengedepankan ego sentris, dimana sesungguhnya mereka semua tidak berbuat untuk kemajuan pendidikan Aceh.
Para pelaku pendidikan di Aceh seperti kehilangan arah dalam menentukan kebijakan pendidikan. Ibarat sebuah orkestra, maka irama lagunya false dan sumbang karena semua alat musik dimainkan tak seirama.
Yang dibutuhkan Aceh saat ini adalah menyatukan gerak agar semua visi misi pemerintah Aceh tentang pendidikan dapat bersinergi dengan semua elemen mulai dari propinsi sampai ke kota/kab.
Seharusnya, membangun pendidikan Aceh, ibarat kita tinggal dalam sebuah rumah kamar tidur boleh berbeda, ranjang boleh terpisah tapi kita punya satu mimpi yaitu Aceh carong.
Dari itu, momentum rakor ini seharusnya disdik Aceh mampu menginvetarisir persoalan - persoalan pendidikan yang selama ini tidak berjalan dengan maksimal, seperti peringkat nilai ujian nasional yang masih rendah.
Seharusnya dalam rakor seperti ini, disdik Aceh menjadi motor pendorong untuk mencari titik temu antar elemen yang diundang, yang selama ini berjalan sendiri - sendiri. Sehingga, kebijakan dan program pendidikan Aceh bisa berjalan, bersinergitas dengan semua pihak.
Juga, rakor seperti ini yang menjadi titik fokus pembahasan adalah mencari solusi terhadap kegagalan menaikkan peringkat nilai UN. Seharusnya rakor ini tidak membahas hal - hal yang tidak penting, sehingga sepulang dari rakor ini, peserta tau peran masing - masing dalam mengawal dan menjaga kualitas pendidikan di daerahnya.
Mimpi itu penting, tapi lebih penting lagi bila kita mampu mewujudkan mimpi tersebut. Kalau mimpi hanya sekedar bunga tidur, maka semua orang bisa bermimpi. Kita harapkan pasca rakor ini, disdik Aceh mampu mewujudkan mimpi Aceh yaitu menuju Aceh carong. Semoga.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar