Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PEMILU DAN KONTES KECANTIKAN.

Dalam sebuah forum pelatihan kepemimpinan bagi pengurus OSIS, maka seorang siswa bertanya, "apakah sama pak, kontes pemilihan ratu kecantikan dengan pemilu..?? ". Penulis sebagai nara sumber saat itu, agak kaget dengan pertanyaan tersebut karena penulis kurang paham dengan dunia kontes kecantikan.

Penulis, coba menjawab dengan memfokuskan pada kata 'pemilihan' dan kata 'kontes'. Pemilihan ratu kecantikan prosesnya juga dipilih, begitu alasan siswa tersebut. Benar, yang memilih ratu kecantikan itu adalah dewan juri. Maka dewan juri akan memilih peserta yang paling cantik diantara semua kontestan (peserta), dengan kreteria tertentu yang telah ditetapkan oleh panitia/dewan juri.

Misalnya, yang dikatakan cantik versi juri itu adalah badan langsing, matanya bulat bak bola pimpong, alisnya bak semut beriring dan memiliki lesung pipit saat tersenyum. Sampai2 mereka hrs berani memakai baju 'bikini' (semi telanjang) , untuk memastikan kontestan benar2 cantik, Itulah cantik menurut kontes tersebut,

Pemilihan Umum (disebut Pemilu) juga kontes, begitu argumen siswa tersebut. Kontes memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka - ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti kontes/ proses mengisi jabatan.

Melihat dari mimik dan gaya berbicara, siswa ini katagori siswa cerdas. Dia dapat memadukan antara kontes kencantikan dengan kontes pemilihan umum. Menelisik kata "pemilihan" dan kata "kontes" maka antara pemilu dan kontes kencantikan itu tidak jauh berbeda.

Pemilihan ratu kecantikan adalah sebuah proses menyakinkan para dewan juri, dengan segala kelebihan yang ada pada diri konteatan. Sehingga dewan juri terpesona dengan penampilan yg mereka tampakkan secara totalitas saat penilaian dilaksanakan. Boleh saja seorang kontestan merasa dirinya cantik, namun bila penampilannya tdk memenuhi kreteria yg telah ditetapkan maka dipastikan kontestan tersebut tdk akan terpilih sebagai ratu kecantikan sejagat.

Demikian juga dengan pemilu. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain. Nah, disinilah letak bedanya kontes kecantikan dengan pemilu.

Kontes kecantikan harus mampu mempengaruhi dewan juri dengan kecantikannya. Sementara, kontestan pemilu harus mampu mempengaruhi publik, agar terpilih. Mampu melakukan komunikasi dengan massa yang akan memilihnya, serta lobi2 agar massa pemilih mau memilihnya. Apakah dengan menggunakan bahasa retorika, program kerja, janji - janji manis yang akan dilaksanakan setelah mereka terpilih nanti.

Pemilu adalah proses politik, kontes kecantikan adalah kegiatan showbiz. Kedua jenis kontes ini harus dilakukan sungguh2 dengan berbagai cara dan strategi agar dipilih oleh pemilih. Maka jangan heran, peserta kontes kecantikan ada yg melakukan operasi pelastik (wajah palsu) agar benar2 kelihatan cantik. Demikian juga dengan peserta 'kontes' pemilu, berbagai upaya dilakukan kalau perlu "menyogok" pemilih, hal ini sering disebut dengan "money politik".

Tidak hanya itu, kontestan pemilu hrs mengiklankan diri, baik lewat media massa, maupun melalui baliho dan spanduk dengan penampilan menarik dan murah senyum. Menulis kata2 merayu, agar memilih dirinya pada saat mencoblos dengan sejumlah janji yg akan ditunaikan kelak.

Demikian juga dengan kontes kecantikan, mengiklankan diri merupakan suatu keharusan dengan poling sms-nya. Sehingga dengan banyak yg sms maka akan berpeluang masuk grand final, disamping pemilihan dewan juri. Pokoknya proses pemilihan kontestan peserta pemilu dengan kontestan ratu kecantikan beda2 tipis.

Banyak orang mengatakan politik itu jahat dan kotor. Kadang untuk mencapai ambisi politiknya, kontestan menghalalkan segala acara, walau kadang harga dirinya menjadi taruhan. Maka jangan heran dalam politik ada istilah "pelacur politik" dan ada yg menyebutnya dengan "politik ala preman".

Bagaimana dengan kontes kecantikan..?? Banyak juga orang mengatakan bahwa dunia kecantikan itu adalah dunia glamor yang berbau prostitusi yg tidak jauh dari dunia hitam dan kotor. Kalau kita telisik, keduanya ada benang merah, sama2 jahat dan kotor tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Ada yg mengatakan bahwa seorang kontes kecantikan harus berani mengorbankan apa saja demi meraih gelar ratu sejagat, termasuk mengorbankan kehormatannya.

Dunia politik dan dunia kecantikan adalah dunia pertarungan, dunia pertarungan adalah dunia kalah dan menang. Pemilu adalah dunia politik, maka pemilu bukan mencari kebenaran tapi mencari kemenangan. Dunia kontes kecantikan adalah dunia glamor, juga dunia pertarungan. Pertarungan meraih pengakuan siapa yang paling cantik sejagat. Dunia pemilu dan dunia kontes kecantikan adalah dua dunia yang "serupa tapi tak sama".

Bireuen, 28.01.2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tadinya saya pikir bapak akan menyinggung soal baliho calon anggota DPR yang mirip seperti kontest kecantikan. Saya merasa risih melihat para calon yang memasang potonya bak Poto model, menyimpang dari menunjukkan kewibawaan menurut saya

29 Jan
Balas

Ibu.... Ngak salah persepsi. Sebab pemilu dikita memang pada jual tampang kayak kontes cover girl atau cover boy...

07 Apr



search

New Post