PENONTON BISA APA..??
Saya nyakin sidang Komisi Pertandingan Umum (KPU) dari kampung sebelah akan memutuskan sebuah sengketa "pertandingan" final yg sifatnya akbar, setingkat "clasico tarkam". Tapi ApaLah (pengamat sepak bola kampung sebelah), sdh bisa mempredisikan hasilnya.
"Lihat, nanti akan berakhir seperti spanduk itu", sambil ia menunjuk sebuah spanduk yg sdh terikat disimpang jalan. Walau wasit, hakim garis dan dibantu oleh alat canggih seperti "robot" pengontrol pertandingan, namun skor pertandingan tak bisa diubah. Miskipun Panitia Pengawas Lapangan Pertandingan ( PanwasLap) sdh menegur wasit agar pertandingan dpt dipimpin dgn baik, itupun tak digubris.
Kekisruhan dimulai saat Komisi Pertandingan Umum (KPU), melalui microphon stadion mengeluarkan pengumuman, Bila penonton tdk suka dgn pertandingan ini harap berlapang dada, bila ingin disebut sebagai seorang "sportivitas dan sporter yg baik".
Spontan saja, ada sebagian penonton yg protes dan turun kelapangan utk menyeret wasit keluar, tapi apa hendak dikata, blm sampai ketengah lapangan sang penonton ditangkap oleh aparat Petugas Pertandingan dan dituduh telah melakukan tindakan makar ( pengacau keamanan) saat pertandingan berlangsung. Hukum yg berlaku di kampung sebelah, bila melakukan makar dlm sebuah pertandingan akan dituntut hukuman mati dan atau minimal 20 thn kurangan. Seharusnya sebuah pertandingan itu sifatnya mengihibur dan menyenangkan tapi berubah menjadi huru - hara dan menakutkan. ApaLah Kampung saya mengatakan, inilah pertandingan yg paling jelek sepanjang sejarah hidupnya.
Dalam hal ini penonton berada pada posisi yg lemah, sudah tentu oleh komisi pertandingan umum mengklaim dirinya yg benar dan penontonlah yg salah. Penonton dianggap tidak paham, bodoh dan tidak disiplin aturan saat menonton pertandingan. Hal ini terbukti lewat media mainstrem dan online diberitakan bahwa tdk hanya penonton yg ditangkap tapi manager dan tim oficial juga "dibeureukah".
Hanya gara2 ingin meraih tropi dan kursi pelatih dan pemain terbaik, kadang orang gelap mata dengan menghalalkan segala cara dan hilang akal sehatnya. ApaLah menyeruput kopi pancungnya yg memang tinggal sedikit, lalu menarik nafas panjang. ApaLah tak berani mengomentar lebih jauh, krn takut juga dianggap makar.
Bireun, 17 Mai 2019.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan terkeren yang saya baca siang ini.mantaap..