Mulai tahun 2007 kita tahu perjuangan PGRI untuk mensejahterahkan anggotanya telah berhasil. Kita janganlah lupa dengan jasa para pejuang Sertifikasi yang telah berkorban waktu dan tenaganya menembus sebuah tunjangan yang bernama Tunjangan Profesi. Dahulu dengan syarat yang relative mudah dengan cuma porto folio. Terus berkembang melalui PLPG dan seterusnya. Dulu yang cair setahun sekali, 6 bulan sekali (semester) dan sekarang 3 bulan sekali (triwulan)

Awalnya banyak para PNS lain pada iri karena jumlah tunjangan yang begitu besar setara gaji pokok perbulan, tetapi lambat laun sudah tidak iri yaitu dengan menyekolahkan anaknya untuk menjadi Guru. Dia berharap anaknya kelak menjadi guru supaya hidupnya lebih baik.Dia fikir menjadi Guru itu mudah, padahal beban berat ada pada pundaknya. Dari membuat perangkat pembelajaran, mengisi jurnal kelas, membuat nilai, remidi, mengajar, mendidik dan mencerdaskan anak didiknya. Belum lagi pembelajarannya harus berbasis computer untuk menyesuaikan zaman.

Kalau anak didiknya berhasil, yang dipuja-puja anaknya, orang tuanya dan sekolahnya. Tetapi kalau tidak berhasil yang disalahkan guru yang mengajarnya. Tetapi sebagai Guru harus ikhlas menerima semuanya itu. Mendidik dengan cinta kasih agar ilmu yang diberikan bermanfaat kelak, jadi mengajar bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban mengajar yang 24 jam saja tetapi benar-benar mengajar dan mendidik dengan baik.

Survei sekarang Alhamdulillah dengan adanya Tunjangan Profesi ini banyak para Guru kita yang mendaftar untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu ibadah Haji. Tidak sedikit juga yang melakukan ibadah Umroh karena terlalu lama daftar tunggunya. Sambil mendaftar haji sembari melakukan umroh terlebih dahulu. Semoga teman-teman kita yang belum mendaftar tergugah untuk melakukan ibadah haji dan semoga menjadi haji yang mabrur. Amin.