Kasihan MHL “si Pembunuh Guru ABC di SMA 1 Torjun Sampang”
Beberapa hari ini viral di media sosial maupun di media elektronik tentang pembunuhan Guru yang dilakukan siswanya sendiri. Guru itu adalah Ahmad Budi Cahyono (ABC) 26 tahun yang mengajar Seni Rupa di SMA 1 Torjun Kab. Sampang. Dia meninggal di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Beliau almarhum telah dipukul oleh muridnya yang bernama MHL. Jelas sekali memang salah kalau menghilangkan nyawa seseorang baik itu guru maupun bukan. Secara agama juga membunuh adalah salah satu dosa yang sangat besar. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mendo’akan guru ABC agar arwahnya diterima di sisiNya dan yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Dan jangan lupa kita juga harus mendo’akan juga kepada MHL yang telah membunuh Gurunya itu supaya tidak mengulangi lagi, bertaubat dan berdoa supaya kejadian ini adalah pertama dan yang terakhir.
Mungkin kalau pak Guru tidak mengecat muka/pipi si siswanya itu, siswanya tidak mungkin akan memukul Gurunya. Dan juga tidak sepatutnya seorang siswa membalas dengan memukul gurunya. Mungkin siswanya itu sakit hati. Siapa yang tidak sakit hati muka yang nota bene adalah mahkota seperti kepala di cat pakai cat. Semua masyarakat pasti 100% tetap akan menyalahkan siswa itu karena telah membunuhnya. Tapi apakah tidak sebaiknya kita telaah lebih dalam kejadian demi kejadian ini. Jangan lah kita menghakimi MHL dengan memojokkannya. Dia juga telah menyesal dengan kejadian itu. Saya yakin dia tidak bermaksud membunuhnya. Hanya saja dia tidak mau harga dirinya jatuh di depan teman-temannya karena mukanya di cat gurunya. Salam hangat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya orang beladiri, pada tubuh manusia itu ada titik-titik kematian, kalau kita ingin membunuh titik itu yang menjadi terget pemukulan, pelaku adalah anak pencak silat, kalau tidak sengaja tidaklah mungkin
iya mas, dia sengaja memukul tetapi dia juga manusia yang mempunyai rasa marah...apalagi mukanya di cat...mungkin dia gengsi atau merasa harga dirinya diinjak-injak. tapi memang tidak sepatutnya membalas dengan perlakuan seperti itu..kita doakan semoga dia bertaubat dengan tidak menghakiminya
Sebagai orang yang pernah menjadi siswa, berapa hukuman pernah saya terima dibotakin, saat tidak bisa menjawab soal tangan saya dipukul pake penggaris/rotan, dijemur hormat bendera dilapangan, saya juga belajar beladiri dari kampung sejak SD, SMA, dan sampai sekarang, semua guru tahu saya ikut pencak silat, sedikitpun tak terbersit di diri saya untuk melawan/bahkan menganiaya guru. Sekarang saya guru (2001 s.d sekarang, hanya jabatan kepsek yang belum saya jabat) sebagai pembina OSIS saya faham betul kondisi dilapangan karena saya sering mengeksekusi siswa yang melakukan pelanggaran, pernah saya mengajar di Jakarta pusat sekolah yang terkenal siswanya tawuran bawa clurit, samurai, dan gir, sama gurunya mereka tidak ada ada yang berani. Ini justru yang membuat saya heran mengapa tersangka sangat berani berbuat demikian? Pasti ada yang melatar belakanginya kenapa tersangka bersikap demikian, kasus semoga menjadi pembelajaran berharga bagi dunia pendidikan di Indonesia, bagaimana kasus ini tidak terulang kembali dan siswa siapapun dia berpikir seribu kali untuk membunuh gurunya sendiri.
Janganlah mencari alasan untuk membenarkan yang salah dan menyalahkan yg benar. Tindakan melawan, apalagi memukul guru yg notabennya ortu disekolah jelas2 perbuatan yg tdk berprikemanusiaan dan bukan ciri karakter anak bangsa. Tindakan guru menegur siswanya bisa dgn berbagai cara tentu harus diawali dgn nasehat/ teguran, tdk mampan dgn nasehat baru dianjurkan tuk sedikit teguran fisik (sbg bentuk perhatian guru ke siswanya dlm rangka perbaikan karakternya)....
Makasih dah mampir bu...Salam literasi
Sensasi saja ....
Nah itu dia Pak... Kita harus paham karakter anak. Anak yg temperamen tentu saja tdk terima diperlakukan begitu.
saling introspeksi diri
Tul
Generasi millenials, sudahlah...
ee...salam bergabung mas pratomo. salam literasi..
Sebagai bahan renungan untuk kita semua bahwa dunia penddkan telah tercoreng...marilah kita semua intropeksi ...sbg guru sdhkah laksanakan kewajiban begitu juga sbg masyarakat ...kepedulian kita trhdp lingkungan..ingatlah semua akan dperhitungkan di akhirat kelak sekecil apapun perbuatan kita...
Setuju sekali.....makasih dah mampir. salam literasi